Modul Pembelajaran "Membangun Jiwa Wirausaha"
MODUL
PEMBELAJARAN (MP) 1
A.
Pokok
Bahasan (PB)
Membangun Jiwa
Wirausaha
B.
Sub
Pokok Bahasan
a. Kepribadian
Wirausaha
b. Membangun
Motivasi Sukses
c. Revolusi
Sikap Menjadi Wirausahawan
d. Keuntungan
berwirausaha dibanding bekerja pada orang lain
e. Etika
bisnis
C.
Tujuan
Instruksional Umum (TIU)
Setelah
menyelesaikan MP I ini, anda diharapkan dapat memiliki jiwa wirausaha. Sebab
dalam MP I ini diuraikan tentang kepribadian wirausaha, membangun Motivasi
Sukses, Revolusi Sikap Menjadi Wirausaha, keuntungan berwirausaha dibanding
bekerja pada orang lain, etika bisnis dan pada bagian akhir akan dilampirkan
beberapa kisah sukses para tokoh-tokoh wirausaha yang telah sukses merintis
karir pada bidangnya masing-masing.
D.
Tujuan
Instruksional Khusus (TIK)
a. Mampu
menumbuhkan jiwa dan semangat kewirausahaan dalam dirinya melalui : mengenal
diri secara tepat, mengenal faktor-faktor pendorong dan penghambat pengembangan
jiwa dan semangat kewirausahaan, mengenal ciri-ciri psikologis dan perilaku
kewirausahaan, serta mengenal cara memotivasi diri menjadi wirausaha.
b. Mampu
mengaplikasikan nilai-nilai kewirausahaan dalam kehidupan sehari-hari dengan
mengutamakan pada pengembangan kreativitas dan inovasi.
c. Memahami
etika bisnis dan mampu menerapkan dalam praktik wirausaha.
E.
Strategi
Pembelajaran
Untuk mencapai
tujuan tersebut, strategi pembelajaran yang ditempuh adalah sebagai berikut :
a. Penjelasan
umum tentang skenario pembelajaran
b. Permainan dan
diskusi
c. Penguatan
d. Penugasan
e. Refleksi
f.
Penilaia
F.
Skenario
Pembelajaran
PENJELASAN TUJUAN PEMBELAJARAN
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ICE BREAKING
|
|
PERMAINAN SESI I
(Who am I) |
|
DISKUSI DAN PRESENTASI
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PENGUATAN PEMDALAMAN MATERI I
|
|
|
|
|
|
PENGUATAN/ PENDALAMAN MATERI II
|
|
DISKUSI DAN PRESENTASI
|
|
PERMAINAN SESI II
(Flying stake dan angkat bola) |
|
|
|
|
|
PERMAINAN SESI III (Berani ambil
resiko-pecah telur diatas kepala)
|
|
DISKUSI DAN PRESENTASI
|
|
PENGUATAN/ PENDALAMAN MATERI III
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
REFLEKSI DAN EVALUASI
|
G.
Rambu-rambu
Kegiatan Pembelajaran
Modul
1 merupakan bahan pelatihan dengan target utama untuk mencapai kompetensi satu
yaitu ’memiliki jiwa dan sikap positif terhadap kewirausahaan sebagai pilihan
karier’. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendalami modul 1 yaitu
:
a. Jumlah
peserta dalam satu kelas (rombongan belajar) berkisar antara 30 – 50 orang.
b. Pelatihan
ini dapat dilaksanakan ’in class’ atau ’out class’ atau gabungan ’in class dan
out class’. Pihak instruktur harus cermat dalam mengelola kelas.
c. Jika
pelatihan akan dilaksanakan ‘out class’ model out bound, maka harus dipilih
lokasi yang ada sedikit lapangan terbuka dengan banyak pepohonan. Pohon-pohon
itu akan digunakan untuk menempel berbagai atribut dan sekaligus untuk berteduh
ketika panas terik matahari menyengat. Fasilitas waerless tentu harus
disiapkan.
d. Jika
pelatihan ’in class’ maka posisi ruang kelas harus diusahakan 2 kali lebih luas
dari kapasitas kursi 50 orang. Dikurangi banyak meja dan tempat duduk yang
mudah diubah untuk keperluan permainan.
e. Jika
semua materi dalam modul harus terbahas semua, pelatihan ini sekurang-kurangnya
membutuhkan waktu sekitar 6 – 8 jam. Jika waktu yang disediakan kurang dari 6
jam, maka beberapa game harus ditiadakan, atau gamenya tetap diselesaikan
tetapi pembahasan dari setiap game, dapat dikurangi dan cukup dijadikan satu
pada saat evaluasi dan refleksi akhir pelatihan.
f. Beberapa
peralatan dalam pelatihan ini harus disediakan sebelumnya secara memadai sesuai
dengan jumlah peserta. Di antaranya :
1)
Kertas karton/plano
untuk kegiatan kelompok (minimal 15
2)
Lembar)
3)
Spidol warna warni satu
kelompok satu set
4)
Papan untuk menempel
kertas plano setiap kelompok satu
5)
Papan (5 papan)
6)
Pipa pralon ukuran ¼
dim 2 m sekurangnya 5 batang
7)
Pipa pralon ukuran ¼
dim 30 cm sejumlah peserta
8)
Bola plastik ukuran
bola kaki sedikit lebih kecil (5 buah)
9)
Sedotan plastik
sejumlah peserta
10) Balon
yang belum dibesarkan sejumlah peserta
11) Gelang
karet sejumlah peserta
12) Telur
ayam mentah 3 biji, sapu tangan
13) Gunting,
pines, stepler, lim, isolasi, kertas secukupnya
g. Selama
proses pelatihan, Instruktur yang mengampu materi Modul 1 harus didampingi atau
dibantu asisten instruktur sekurang-kurangnya 5 orang. Jika tidak tersedia,
Instruktur akan meminta bantuan kepada panitia yang ada sebagai asisten.
h. Pada
sesi akhir, evaluasi dan refleksi dilakukan untuk mengetahui respon peserta
mengenai pelatihan yang sedang diikuti, baik proses maupun hasil yang
diperoleh. Peserta diajak untuk membangun komitmen bersama mewujudkan cita-cita
menjadi wirausaha yang sukses.
H.
Uraian
Materi, Contoh, dan Latihan
Bagian 1 : Ice Breacking
1. Peserta
duduk dengan bebas pada tempat yang tersedia
2. Instruktur
melakukan langkah-langkah berikut :
a. Ikuti
permintaan Instruktur : semua berdiri di tempat, angkat tangan ke atas
tinggi-tinggi, lepas kembali, mari kita nyanyikan lagu hallo-hallo bandung
(bagi peserta ke dalam 3 kelompok dengan aaa, iii, uuu).
b. Semua
tetap dalam posisi berdiri dengan jarak sekitar setengah lencang kanan. Marilah
sekarang kita bermain dengan otak kanan dan kiri. Ikuti contoh gerakan
Instruktur.
a). Siapa
namamu? .... (ikuti gerakan tangan kanan)
b). Apa
cita-citamu? ..... (ikuti gerakan tangan kiri)
c).
Siaaappp………….. (ikuti gerakan ke 2 tangan)
3. Instruktur
menjelaskan makna permainan tadi
4. Sekarang,
semua peserta keluar dari tempat duduk, cari tempat yang mudah melakukan
mobilitas. Ikuti perintah Instruktur.
a) Bergabung
dengan 5 orang (yang tidak dapat teman, maju untuk mengenalkan diri). Lainnya
diberi waktu 2 menit untuk saling mengenal.
b) Mencari
kenalan sebanyak-banyaknya (5 menit) mencatat nama, asal, dan latar pendidikan.
Peserta dengan jumlah kenalan terbanyak dan tersedikit diminta maju untuk menjelaskan
bagaimana strategi yang ditempuh masingmasing.
c) Bergabung
dengan 9 orang (yang tidak dapat teman, disuruh maju memperkenalkan diri), yang
lain diberi waktu 3 menit untuk saling mengenal.
Bagian 2 : Permainan/Game I (Who am I)
1. Semua
peserta dibagikan form isian atau lembar kerja untuk menuliskan : binatang apa
yang paling disukai, dan mengapa ia menyukai binatang tersebut (nilai dari
binatang).
2. Peserta
secara acak diminta menyajikan hasil tulisannya, dan peserta yang lain, diminta
memberikan komentar atas pilihan tersebut.
3. Peserta
diminta berkelompok dengan 2 orang, diutamakan yang sudah saling mengenal
dengan baik. Pertama, peserta diminta menuliskan kekuatan dan kelemahan dirinya
secara jujur dalam kolom lembar kerja yang telah disediakan. (Terlampir) Kedua,
Peserta diminta saling menuliskan kelebihan dan kekurangan teman yang menjadi
pasangannya dalam kelompok. Setelah itu secara acak, berikan kesempatan untuk memaparkannya
dengan catatan mereka tidak boleh tersinggung. Bagi yang tidak bersedia, jangan
dipaksakan. Dari lembar kerja tersebut, selanjutnya diskusikan mengapa terdapat
perbedaan persepsi antara dirinya dengan orang lin tentang dirinya sendiri?. Bagaimana
cara mengatasi perbedaan tersebut?
4. Jika
sudah selesai, Instruktur mencoba membuat rumus Johary window yang intinya ada
wilayah terbuka dan tertutup. Jika anda ingin maju dan berkembang, maka harus
ada keberanian untuk membuka bagian-bagian yang tertutup.
a. Kuadran 1 :
area bebas, diri sendiri tahu orang lain tahu
b. Kuadran 2 :
area buta, diri sendiri tidak tahu, orang lain tahu
c. Kuadran 3 :
area tersembunyi (tidak jujur), diri sendiri tahu, orang lain tidak tahu
d. Kuadran 4 :
area asing (tidak diketahui), diri sendiri tidak tahu orang lain tidak tahu
LEMBAR KERJA 1
(Binatang yang paling disukai)
Binatang Yang
Paling Disukai
|
Alasan
(Tulis sekurang-kurangnya 3 alasan) |
|
|
LEMBAR KERJA 2a
(Mengenal diri)
Nama (Kode Nama)
:
..............................................
Kekuatan /
Kelebihan Saya
(Menurut Saya) |
Kekurangan/
Kelemahan Saya
(Menurut orang lain) |
|
|
|
|
|
|
|
|
LEMBAR KERJA 2b (Mengenal
Diri) :
Nama (Kode Nama)
: ................................................
Kekuatan /
Kelebihan Saya
(Menurut Saya) |
Kekurangan/
Kelemahan Saya
(Menurut orang lain) |
|
|
|
|
|
|
|
|
PRAKTIK ANALISIS
SWOT
(kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman)
Setelah
anda mengetahui diri anda menurut anda dan menurut orang lain, coba buatlah analisis
kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman untuk MENJADI WIRAUSAHA (individual)
Faktor
Internal (dari dalam diri sendiri)
|
Faktor
Eksternal (Dari luar dirinya)
|
||
Kekuatan
|
Kelemahan
|
Peluang
|
Ancaman
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dari
SWOT yang anda buat tersebut, apa yang dapat anda simpulkan? Apakah Anda cukup
berpeluang untuk menjadi wirausaha? Apa pula yang harus anda lakukan agar anda
berhasil dalam berwirausaha?. Pertanyaan ini dapat Anda kerjakan di rumah (PR)
dan dilaporkan pada hari berikutnya.
Bagian 3 : Permainan/Game II
1.
Peserta
dibagi ke dalam kelompok-kelompok (sekitar 5 – 10 orang per kelompok).
2.
Peserta
diajak menyanyikan lagu ’burung kakak tua’ (satu grup) dan ’topi saya bundar’
(satu grup sisanya). Mereka diteliti siapasiapa yang mudah terpengaruh akhirnya
mengikuti nyanyian grup yang lain.
3.
Setiap
kelompok disediakan kertas karton dan spidol untuk menuliskan
sebanyak-banyaknya faktor-faktor yang mungkin menjadi penghambat dan pendorong
pengembangan jiwa kewirausahaan. Setelah beberapa saat
(sekitar 15 menit), mereka diminta menempelkan kertas karton yang telah diisi
tersebut ke tembok atau tempat lain yang tersedia dan mudah dibaca.
4.
Tiap kelompok diminta
memaparkan hasil diskusi tersebut dan kelompok lain saling menanggapi. Selanjutnya
instruktur memberikan penguatan dan pendalaman materi yang relevan.
Bagian 4: Permainan/Game III
1. Peserta
dibagi ke dalam kelompok-kelompok (sekitar 5 – 10 orang per kelompok) – gunakan
kelompok sebelumnya yang sudah berjalan.
2. Peserta
diminta melakukan permainan ‘tiup balon dengan sedotan’.
3. Dari
permainan tersebut peserta diminta mengambil manfaat nilai-nilai apa yang dapat
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
4. Setiap
kelompok disediakan kertas karton dan spidol untuk menuliskan
sebanyak-banyaknya ciri-ciri dan karakteristik jiwa dan perilaku kewirausahaan
sesuai dengan yang mereka fahami.
5. Setelah
beberapa saat (sekitar 15 menit), mereka diminta menempelkan kertas karton yang
telah diisi tersebut ke tembok atau tempat lain yang tersedia dan mudah dibaca.
6. Tiap
kelompok diminta memaparkan hasil diskusi tersebut dan kelompok lain saling
menanggapi.
7. Selanjutnya
instruktur memberikan penguatan dan pendalaman materi yang relevan.
Bagian 5: Permainan/Game IV
1. Peserta
tetap dalam kelompoknya diminta berbaris. Pada saat ini instruktur menghitung
dengan teori Bus. Setelah itu dilanjutkan dengan permainan SANG MOTIVATOR
MEMINTA.
2. Setelah
selesai peserta diminta duduk kembali, dan diminta apa pelajaran yang dapat
dipetik dari game tersebut.
3. Instruktur
memberikan penguatan dan pendalaman materi yang relevan.
4. Peserta
diberikan kesempatan beristirahat.
I.
Penguatan
dan Pendalaman Materi
1. Kepribadian Wirausaha
Hasil studi
seorang pakar kewirausahaan Indonesia Sukardi (1991) menyimpulkan adanya
sifat-sifat umum wirausaha:
1.
Sifat
instrumental, yaitu tanggap terhadap peluang dan kesempatan berusaha maupun
yang berkaitan dengan perbaikan kerja
2.
Sifat
prestatif, yaitu selalu berusaha memperbaiki prestasi, mempergunakan umpan
balik, menyenangi tantangan dan berupaya agar hasil kerjanya selalu lebih baik
dari sebelumnya
3.
Sifat keluwesan
bergaul, yaitu selalu aktif bergaul dengan siapa saja, membina kenalan-kenalan
baru dan berusaha menyesuaikan diri dalam berbagai situasi
4.
Sifat kerja
keras, yaitu berusaha selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah
sebelum pekerjaan selesai. Tidak pernah memberi dirinya kesempatan untuk
berpangku tangan, mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan, dan memiliki
tenaga untuk terlibat terus menerus dalam kerja
5.
Sifat
keyakinan diri, yaitu dalam segala kegiatannya penuh optimism bahwa usahanya
akan berhasil. Percaya diri dengan bergairah langsung terlibat dalam kegiatan
konkrit, jarang terlihat ragu-ragu.
6.
Sifat
pengambil resiko yang diperhitungkan, yaitu tidak khawatir akan menghadapi
situasi yang serba tidak pasti di mana usahanya belum tentu membuahkan
keberhasilan. Dia berani mengambil resiko kegagalan dan selalu antisipatif
terhadap kemungkinan-kemungkinan kegagalan. Segala tindakannya diperhitungkan
secara cermat.
7.
Sifat
swa-kendali, yaitu benar-benar menentukan apa yang harus dilakukan dan
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri
8.
Sifat
inovatif, yaitu selalu bekerja keras mencari cara-cara baru untuk memperbaiki
kinerjanya. Terbuka untuk gagasan, pandangan, penemuan-penemuan baru yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerjanya. Tidak terpaku pada masa lampau,
gagasangagasan lama, tetapi berpandangan ke depan dan mencari ide-ide baru
9.
Sifat
mandiri, yaitu apa yang dilakukan merupakan tanggung jawab pribadi.
Keberhasilan dan kegagalan dikaitkan dengan tindakantindakan pribadinya. Dia
lebih menyenangi kebebasan dalam mengambil keputusan
untuk bertindak dan tidak mau bergantung pada orang lain.
Sifat-Sifat Unggul
Wirausaha
Dari berbagai studi ilmiah tentang
kewirausahaan, ditemukan sedikitnya terdapat 19 sifat penting wirausaha. Dari
19 sifat tersebut dikelompokkan menjadi 6 sifat unggul dari wirausaha:
1.
Percaya diri, terdiri
atas sifat yakin, mandiri, individualitas, optimisme, kepemimpinan, dan dinamis
2. Originalitas,
terdiri atas sifat inovatif, kreatif, mampu mengatasi masalah baru, inisiatif,
mampu mengerjakan banyak hal dengan baik, dan memiliki pengetahuan
3. Berorientasi
manusia, terdiri atas sifat suka bergaul, fleksibel, responsif terhadap
saran/kritik
4. Berorientasi
hasil kerja, terdiri atas sifat ingin berprestasi, berorientasi keuntungan,
teguh, tekun, determinasi, verja keras, penuh semangat dan penuh energi.
5. Berorientasi
masa depan, terdiri atas sifat pandangan ke depan, dan ketajaman persepsi
6. Berani
ambil resiko, terdiri atas sifat mampu ambil resiko, suka tantangan.
Ciri Wirausaha Berhasil
Ketika seorang telah memasuki dunia usa
(praktik bisnis), factor-faktor kepribadian juga tetap memegang peranan penting
sebagai pendorong keberhasilan wirausaha. Menurut studi yang dilakukan di AS terhadap
para pelaku usa kecil, ditemukan bahwa setidaknya ada 9 ciri wirausaha yang
berhasil, yang dibagi ke dalam tiga kategori :
1. Ciri
proaktif, yaitu inisiatif yang tinggi dan asertif
2. Ciri
orientasi prestasi, yaitu melihat desempatan/peluang dan bertindak langsung,
orientasi efisiensi, menekankan pekerjaan dengan koalitas tinggi, perencanaan
yang sistematis, dan melakukan monitoring
3. Ciri
komitmen, yaitu komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan, dan menyadari
pentingnya hubungan bisnis yang mendasar.
Tipe Kepribadian
Wirausaha
Seorang
ahli kepribadian, Miner (1996) mengajukan sebuah pandangan baru tentang tipe
kepribadian wirausaha dikaitkan dengan kemungkinan keberhasilan dalam mengelola usaha.
1.
Tipe personal achiever, mereka memiliki ciri-ciri wirausaha sebagai berikut :
a. Memiliki kebutuhan berprestasi
b. Memiliki kebutuhan akan umpan balik
c. Memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan tujuan
d. Memiliki inisiatif pribadi yang kuat
e. Memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk organisasi
f. Percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting
g. Percaya bahwa pekerjaan seharusnya dituntun oleh tujuan pribadi
bukan oleh hal lain
2.
Tipe supersalesperson, mereka memiliki ciri ciri-ciri wirausaha sebagai berikut
:
a. Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain
b. Memiliki keinginan untuk membantu orang lain
c. Percaya bahwa proses-proses sosial sangat penting
d. Kebutuhan memiliki hubungan positif yang kuat dengan orang lain
e. Percaya bahwa bagian penjualan sangat penting untuk melaksanakan
strategi perusahaan
3.
Tipe real managers, mereka memiliki ciri-ciri wirausaha sebagai berikut :
a. Keinginan untuk menjadi pemimpin perusahaan
b. Ketegasan
c. Sikap positif terhadap pemimpin
d. Keinginan untuk bersaing
e. Keinginan berkuasa
f. Keinginan untuk menonjol di antara orang lain
4.
Tipe expert idea generador, mereka memiliki ciri-ciri wirausaha sebagai berikut
:
a. Keinginan untuk melakukan inovasi
b. Menyukai gagasan-gagasan
c. Percata bahwa pengembangan produk baru sangay
d. Penting untuk menjalankan strategi organisasi
e. Inteligensi yang tinggi
f. Ingin menghindari resiko dalam arti sifat kehati-hatian
Dari
ke empat tipe tersebut, menurut Miner (1996), tipe kepribadian akan menentukan
bidang usaha apa yang akan membawanya kepada keberhasilan.
a. Tipe personal achiever, akan sukses bila terus menerus menghadapi rintangan
dan menghadapi crisis, dan dalam menghadapi segala hal berusaha sedapat mungkin
bersikap positif.
b. Tipe supersalesperson, mereka akan berhasil kalau memanfaatkan banyak
waktunya untuk mensual dan minta orang lain mengelola bisnisnya
c. Tipe real managers, mereka akan berhasil kalau ia memulai usaha baru
dan mengelola sendiri usaha tersebut
d. Tipe expert idea generador, mereka akan berhasil kalau terjun ke bisnis
dengan teknologi tinggi.
2. Membangun Motivasi Sukses
Umur berapa rata-rata
orang memulai berwirausaha? Salah satu studi yang dilakukan terhadap para
entrepreneur yang telah berhasil dalam dunia bisnis di negara maju, diketahui
bahwa usia rata-rata mereka memulai bisnis adalah sbb :
No.
|
Usia
Mulai Wirausaha
|
Prosen
(%)
|
1.
|
< 20 tahun
|
1%
|
2.
|
20-24 tahun
|
8%
|
3.
|
25-29 tahun
|
17%
|
4.
|
30-34 tahun
|
21%
|
5.
|
35-39 tahun
|
18%
|
6.
|
40-44 tahun
|
15%
|
7.
|
45-49 tahun
|
9%
|
8.
|
50-54 tahun
|
7%
|
9.
|
> 54 tahun
|
4%
|
Dari data tersebut kebanyakan orang
berwirausaha berada di kelompok usia 25 tahun – 44 tahun. Anda belum terlambat
untuk meraih kesuksesan melalui karir kewirausahaan.
Setiap orang kalau ditanya pasti ingin
sukses dalam hidupnya. Tetapi ketika kita mencoba melakukan telaah apa yang
biasa dilakukan kebanyakan orang, ternyata sebagian besar dari mereka
membungkus diri dengan kesulitan. Mereka tidak sadar sesungguhnya banyak hal
yang bisa dilakukan tetapi mereka tidak melakukan. Banyak hal yang mereka harus
tidak melakukan (karena hal itu dapat merusah motivasi) tetapi malah ia
lakukan. Itulah yang saya sebut sebagai membungkus diri dengan kesulitan.
Gede Prama (2004) dalam bukunya Sukses
dan Sukses, mencontohkan bahwa kata-kata seperti: tidak bisa, tidak mungkin,
tidak berpengalaman, tidak berpendidikan, tidak cukup umur, terlalu tua, tidak
pernah mencoba, tidak cocok, tidak punya bakat adalah sebagian kecil deretan
gembok yang diproduksi ’persepsi’. Kokoh tidaknya gembok terakhir memang sangat
relatif, dan bias tidaknya kita keluar dari sini lebih banyak ditentukan oleh
ketekunan dan keyakinan yang bersangkutan.
Bill Gates hanyalah seorang manusia yang
sekolahnya tidak selesai, namun prestasinya melewati banyak sekali manusia
sekolahan. Cory Aquino hanyalah seorang perempuan biasa yang berprofesi sebagai
ibu rumah tangga, tetapi mampu mengubah sejarah Filipina secara meyakinkan.
Singapura hanyalah sebuah pulau kecil
dengan penduduk yang kecil juga, namun ia mampu menguasai ekonomi regional dan
mempengaruhi negara-negara lain yang jauh lebih besar dalam banyak hal. Anthony
Robbins adalah seorang anak muda yang berpenyakit sejak lahir, namun menjadi
kaya raya karena bangkit dan kemudian ’membagi’ ilmu kebangkitannya kepada
orang lain.
Kenji Eno adalah anak muda belum
berusaia 30 tahun yang putus sekolah saat SMU, sekarang oleh Business Week
disebut sebagai bintang asia ’dewa’ industri game.
Apa yang menjadi kunci dari semua
keberhasilan itu. Menurut Gede Prama (2004) setidaknya empat hal harus menjadi
perhatian :
1. To
dream the impossible dream. Milikilah keberanian untuk bermimpi tentang
kehidupan yang lebih baik. Ingat, mimpi, cita-cita dan sejenis adalah pompa
yang membuat kehidupan berdenyut penuh semangat.
2. The
power of consistency. Lihatlah air yang menetesi batu yang sama terus menerus,
ternyata berbekas juga kan. Demikian juga dengan keberhasilan dan kemajuan.
3. Bermain-main
dengan ide. Tidak ada yang tidak mungkin bagi manusia yang berani bermain-main
dengan ide. Lebih-lebih bila ditambah dengankeberanian untuk melaksanakannya.
4. Banjiri
diri anda dengan dunia yang penuh kemungkinan–kemungkinan. Ia bisa dilakukan
dengan membaca, melihat, mencoba, dan positive self talk.
Keyakinan diri, kemauan yang kuat,
motivasi sukses dapat dibangun dengan merenungi kalimat-kalimat dan baik-bait
berikut ini:
•
Hari ini aku bekerja di tempat orang
•
Besok lusa orang bekerja di tempat aku
•
Hari ini memeras keringat menjemur diri
•
Besok lusa berada di ruang ber AC
•
Hari ini aku mengharap belas kasih
•
Besok lusa aku memberi belas kasih
•
Hari ini aku diperintah
•
Besok lusa aku memerintah
•
Hari ini aku menjadi makmum ekonomi
•
Besok lusa aku menjadi imamnya
•
Hari ini aku menerima zakat
•
Besok lusa aku pembayar zakat
•
Hari ini aku nyadong gaji
•
Besuk lusa aku membayar gaji
•
Hari ini aku menjadi kuli kasar
•
Besok lusa bergelar majikan dan saudagar
Menurut para ahli psikologi, sukses
bukan hasil akhir. Sukses berarti proses terus menerus menjadi lebih, baik
secara fisik, intelektual, emosional, sosial, finansial, maupun spiritual,
sambil berkontribusi secara positif bagi orang lain (Anthony Robbins).
Sementara itu Jen Z.A. Han mengartikan ’sukses adalah perwujudan progresif
tujuan-tujuan yang berharga. Sukses adalah perjalanan progresif, bukan tujuan
akhir yang mau dicapai. Jadi kata kuncinya ’sukses adalah proses menjadi(lebih baik),
yaitu pencapaian progresif tujuan-tujuan yang berharga, bukan tujuan akhir yang
ingin dicapai.
Untuk
menjadi sukses orang harus :
1.
MENYADARI : arti
sukses, nilai potensi diri, nilai potensi orang lain, nilai waktu. Sukses
adalah akibat dari sebab-sebab yang kita lakukan. Tidak ada sukses tanpa
tindakan-tindakan tertentu yang mengawalinya.
2.
MENGINGINKAN :
keinginan yang terumuskan secara jelas dalam bentuk target2 yang cukup berharga
untuk diperjuangkan, akan mampu menggerakkan kita menuju hasil akhir sukses.
3.
MEMPERJUANGKAN : lima
unsur (1) antusiasme (semangat dan motivasi), (2) komitmen, (3) tindakan nyata
(4) ulet, tidak mudah putus asa (5) do’a.
MENGAPA
IA SUKSES DAN SAYA TIDAK tergantung beberapa sebab.
a. Hambatan
dalam memaknai ‘SUKSES’
b. Hambatan
pribadi (kemampuan, motivasi)
c. Hambatan
lingkungan (keluarga, masyarakat, pemerintah, organisasi, adat istiadat,dll)
d. Hambatan
dalam mengelola Sumber Daya (kerjasama, system organisasi, jaringan, peluang,
sarana prasarana, orang, dll.
Anda
termasuk tipe yang mana dari 4 tipe orang sukses di bawah ini
1. TIDAK
PUNYA TEORI DAN TIDAK MELAKUKAN BANYAK HAL : mereka adalah miskin kesadaran,
miskin pengertian, miskin tindakan. Hidup tak terarah.
2. PUNYA
TEORI TIDAK DIPRAKTIKKAN : ada potensi, tetapi tidak digunakan. Hidup mereka
biasa-biasa saja
3. TIDAK
PUNYA TEORI TETAPI MELAKUKAN TINDAKAN : mereka digerakkan oleh kekuatan dari
dalam, motivator sejati, mereka adalah otodidak
4. PUNYA
TEORI DAN MEMPRAKTIKKAN : kondisi ideal yang diinginkan semua orang. Mereka
adalah orang sukses sejati.
Penyebab
Hilangnya Motivasi
1.
Selalu berpikir negatif
2.
Perasaan tidak berharga
3.
Suasana kerja
4.
Penghargaan (reward)
5.
Keadilan dan partisipasi
6.
Tidak adanya kedisiplinan
Miliki 8 Kebiasaan
Manusia Efektif
1.
proaktif, bukan menunggu
2.
Berorientasi pada tujuan
3.
Bekerja berdasarkan prioritas
4.
Berpikir ‘win-win’ (integritas, dewasa, positif)
5.
‘give and receive’ bukan ‘take and give’
6.
Bersinergi, bekerjasama
7.
Selalu melakukan perbaikan diri
8.
Menggunakan energi spiritual
Miliki Etos Kerja
Sukses
1. Sanggup
bekerja benar (kerja itu suci, kerja sebagai panggilan)
2. Sanggup
bekerja keras (kerja itu sehat, kerja sebagai aktualisasi diri)
3. Sanggup
bekerja tulus (kerja itu rahmat, kerja sebagai tanda terima kasih/syukur)
4. Sanggup
bekerja tuntas (kerja itu amanah, kerja merupakan tanggung jawabku)
5. Sanggup
bekerja kreatif (kerja itu seni, kerja sebagai kesukaan)
6. Sanggup
bekerja serius (kerja itu ibadah, kerja sebagai pengabdian)
7. Sanggup
bekerja sempurna (kerja itu mulia, kerja merupakan sebuah pelayanan)
8. Sanggup
bekerja unggul (kerja itu kehormatan, kerja sebagai kewajiban).
Bagian 6 : Aplikasi
Nilai-Nilai Kewirausahaan
Pada
bagian 6 ini, peserta diajak untuk mencoba mempraktikkan berbagai cara
memecahkan masalah dengan cara yang kreatif, jujur dan benar. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh antara lain :
1. Peserta
dikelompokkan dalam kelompok lama atau baru yang penting jumlahnya 9 – 10
orang.
2. Permainan
pertama adalah mereka diminta bergandengan tangan dengan saling memegang
telapak tangan dalam format lingkaran (ada baiknya antara pria dan wanita tidak
dicampur dalam satu kelompok).
3. Mereka
diminta untuk memutar badan tanpa melepaskan pegangan telapak tangan sampai dia
bisa melakukan dengan baik. Kelompok yang berhasil lebih dulu diberikan reward
tertentu.
4. Permainan
yang kedua adalah ’flying stake’ (ukuran panjang 2 m).
5. Permainan
ketiga adalah menyambungkan ’stake’ antar peserta (ukuran pendek 30 cm).
6. Permainan
yang keempat mengambil bola dan melemparkan ke kelompok lain.
7. Permainan
yang kelima adalah pecah telur di atas kepala (cari relawan/peserta yang berani
ambil resiko)
8. Dari
permainan pertama hingga ke empat tersebut, selanjutnya peserta diminta untuk
mengidentifikasi nilai-nilai kewirausahaan apa yang dapat dipetik dan
menuliskannya ke dalam kertas karton sebagai kerja kelompok.
9. Tiap
kelompok memaparkan hasil diskusi, dan instruktur mencoba merangkum dari
pendapat peserta.
10. Instruktur
memberikan penguatan dan pendalaman materi yang relevan dengan game yang
dilakukan.
3.
Revolusi
Sikap Menjadi Entrepreneur
Apakah
Anda ingin kaya? Kalau ya, ada tiga cara menjadi kaya (Dion Alexander Nugraha,
2008), yaitu (1) mewarisi uang, (2) menikahi orang kaya, dan (3) menghasilkan
uang. Untuk yang nomor 1 dan 2, barangkali tergantung pada nasib. Tetapi untuk
yang ketiga, sesungguhnya merupakan peluang yang dapat diperjuangkan bagi setiap
orang. Kaya tidak harus secara materi, tetapi juga pribadi yang kaya yang dapat
mengembangkan kekuatan diri sendiri tanpa batas untuk mencapai sesuatu.
Menurut
Dion (2008) dalam bukunya yang berjudul 8 Revolusi Sikap Menjadi Entrepreneur,
ditegaskan bahwa jika Anda seorang pemilik usaha kecil yang ingin berkembang,
seorang wiraswasta berprospek, seorang yang ingin mendaki tangga karir, atau
bahkan seorang yang belum memutuskan arah mana yang hendak diambil, maka 8
revolusi sikap menjadi entrepreneur, perlu mendapatkan perhatian.
a. Berani
mencoba (memulai)
b. Sikap
terhadap uang (pengendalian dalam penggunaan uang)
c. Mematahkan
mitos (untuk menjadi kaya kita harus terlahir kaya, kita harus cemerlang secara
akademis, semua itu hanyalah keberuntungan, latar belakang keluarga yang mapan,
harus memiliki kepribadian sesuai dengan tren yang diinginkan, kita harus muda
agar kita sukses, kita harus melakukan kejahatan agar kaya). Semua mitos tersebut
hatus dipatahkan
d. Kekuatan
dalam sebuah kegagalan (kegagalan adalah guru yang terbaik, kegagalan akan
membuat Anda mengubah tindakan, kegagalan akan membuat lebih berhati-hati,
kegagalan membuat kita lebih waspada
e. Miliki
motivasi diri
f. Deklarasi
sikap dengan perkataan. Untuk membangun jiwa kewirausahaan, Dion menawarkan model
deklarasi sikap yang diberi nama ’Successibility thinking’ Konsep ini pertama
kali diperkenalkan oleh Gerry Robert, yaitu menggambarkan suatu sikap menolak
untuk menyerah, tindakan atau aksi yang harus dikerjakan tanpa henti. Ada 31
deklarasi sikap yang harus diucapkan terus menerus setiap saat. Di antaranya
adalah : Saya adalah orang hebat; Saya bisa karena saya berpikir saya bisa; Saya
orang kuat; Saya percaya segalanya dimungkinkan; Saya mengawalinya dengan
senyum; Saya adalah orang yang optimis; Saya adalah orang yang selalu berpikir
positif; Saya menikmati hidup, meski terkadang musibahmenimpa; Saya akan maju
terus; Saya akan mengisi hidup saya segala dengan hal yang positif; Tidak ada
orang yang sempurna termasuk saya; Saya bagaikan memiliki berlian di dalam diri
saya; Saya orang yang penuh komitmen; Saya adalah orang yang memiliki daya
imajinasi tanpa batas; Dst.
g. Sadar
akan kelemahan diri
h. Konsisten
dan ’action’.
Di samping itu ada 5 sikap dasar yang
harus kita miliki dalam berusaha, apapun jenis usaha atau pekerjaan yang harus
dilakukannya.
1.
Disiplin
2.
Kejujuran
3.
Tanggung jawab
4.
Tekun dan fokus
5.
Keseimbangan hubungan
antar sesama dan Tuhan sebagai sumber apapun.
4.
Keuntungan
Berwirausaha
Setelah
mempelajari berbagai aspek dari kewirausahaan, kita dapat membuat sebuah
deskripsi tentang keuntungan dan kerugian berwirausaha dibandingkan dengan
menjadi pekerja pada orang lain.
Perbandingan Keutnungan
dan Kerugian Berwirausaha dibanding dengan menjadi Pekerja
Keuntungan
dan Kerugian
|
Wirausaha
|
Pekerja
|
Keuntungan/
kekuatan
|
1. Tidak
bergantung orang lain
|
1. Bergantung
orang lain
|
2. Mengambil
keputusan sendiri
|
2.Tidak dapat mengambil keputusan sendiri
|
|
3. Kreatifitas
dan ide untuk maju berkembang terus
|
3.Kreatifitas
tergantung lingkungan kerja
|
|
4. Loyalitas
terhadap pekerjaan
|
4. Loyalitas terhadap pimpinan
|
|
5. Pendapatan
dirancang sendiri (besarnya pendapatan diatur sendiri)
|
5.
Pendapatan ditentukan orang lain
|
|
6. Bebas
dalam mengatur irama pekerjaan
|
6.
Bekerja berdasarkan tekanan dan keteraturan (tidak bebas)
|
|
7. Mengendalikan
orang lain
|
7.
Dikendalikan orang lain
|
|
8. Fleksibel
dalam waktu dan tempat
|
8.
Kaku baik tempat maupun waktu kerja
|
|
9. Aturan
sederhana
|
9.
Aturan ketat
|
|
10. Birokrasi
pendek dan mudah
|
10.
Birokrasi panjang dan rumit
|
|
11. Prestasi
Pegawai dihargai (misalnya bonus tahunan, tunjangan prestasi, dll)
|
11.
Prestasi dan yang tidak berprestasi cenderung dihargai sama.
|
|
12. Berpeluang
besar menjadi kaya
|
12.
Sulit menjadi orang kaya
|
|
13. Dst
|
13.
dst
|
|
Kerugian/
kelemahan
|
1. Kalau
ada resiko ditanggung sendiri
|
1. Kalau
ada resiko ditanggung oleh kantor/ perusahaan
|
2. Mungkin
mudah berganti bidang bisnis
|
2. Cenderung
tetap dalam satu bidang
|
|
3. Butuh
modal atau sumber daya yang harus disiapkan sendiri
|
3. Modal
dan sumber daya disiapkan atau ditanggung oleh perusahaan atau kantor
|
|
4. Dibutuhkan
kemampuan membaca dan keberanian mengambil peluang yang tumbuh di masyarakat
untuk pengembangan usaha
|
4. Kemapuan
membaca peluang tidak dituntut bagi karyawan
|
|
5. Jika
kurang perhitungan, pengendalian keuangan sendiri berisiko pada kegagalan
usaha
|
5. Pengendalian
keuangan ada di perusahaan
|
|
6. Dst
|
6. Dst
|
Berdasarkan
deskripsi di atas, cobalah Anda pikirkan, dan kemudian buatlah daftar tambahan
tentang keuntungan dan kerugian berwirausaha dibandingkan dengan menjadi karyawan
atau pekerja bagi orang lain.
Bagian 7 : Refleksi dan
Evaluasi
Setelah semua permainan selesai
dilakukan, peserta diminta duduk secara
bebas di kursi atau di lantai, atau di lahan rumput. Instruktur memancing peserta untuk melakukan refleksi dan evaluasi atas semua permainan yang dilakukan.
Hasil dari refleksi dan evaluasi
ini, sebaiknya dirangkum ke dalam kertas plano/karton besar untuk dijadikan pendorong, komitmen dan motivasi berwirausaha. Mereka diminta untuk mengucapkan
secara serentak nilai-nilai dan jiwa
kewirausahaan itu sehingga menjadi terinternalisasi ke dalam dirinya.
Antara
lain :
a. Pencari
peluang
b. Memulai
c. Berani
ambil resiko dan bertanggung jawab
d. Kreatif
inovatif
e. Disiplin
dan menghargai waktu
f. Kerja
keras, fokus
g. Ulet
dan tidak mudah putus asa
h. Menghargai
uang, hemat dan menabung
i.
Motivasi untuk
berprestasi’
j.
Mengutamakan nilai
tambah
k. Internal
locus of controll
l.
Kerjasama
m. Optimalisasi
sumber daya.
n. Dll
Setelah
itu mereka diminta melakukan evaluasi secara terbuka halhal
sebagai
berikut :
a. apakah
melalui permainan dapat dipetik manfaatnya
b. apakah
permainan-permainan tersebut menarik untuk dikembangkan
c. apakah
manfaat permainan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
d. apakah
mereka sekarang merasa lebih tertarik untuk menjadi wirausaha?
e. apakah
pelatihan ini ada manfaatnya
f. apa
yang akan anda lakukan setelah ini
Bagian 8 : Memahami dan
menerapkan Etika Bisnis
1. Peserta
dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok diminta mengidentifikasi dan
merumuskan bentuk-bentuk sifat, kebiasaan, dan /atau perilaku wirausaha yang
termasuk beretika dan kurang/tidak beretika (etika bisnis)
2. Kelompok
1 : etika dalam memilih jenis produk usaha yang akan dikembangkan
3. Kelompok
2 : etika dalam mengelola usaha
4. Kelompok
3 : etika terhadap konsumen
5. Kelompok
4 : etika terhadap sesama pengusaha
6. Kelompok
5 : etika terhadap lingkungan sosial dan pemerintahan
7. Kelompok
6 : etika terhadap investor dan lembaga keuangan
Setelah
diberikan waktu sekitar 45 menit, mereka diminta memaparkan hasil diskusi
kelompok dan menuliskannya dalam karton untuk dipajang di dinding. Instruktur
memberikan penajaman-penajaman dan menambah penguatan materi sesuai kebutuhan.
5.
Etika
Bisnis
Etika
merupakan pedoman moral dalam kehidupan manusia yang akan membimbing manusia
untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dan mana
yang tidak boleh. Oleh karena itu dalam berbisnis, etika harus ditegakkan. Jika
dalam bisnis tidak lagi memperhatikan etika, maka perusahaan itu cepat atau
lambat, pasti akan menuju kepada kehancurannya.
Banyak
contoh praktik-praktik kotor dalam dunia bisnis yang akhirnya membawa
kehancuran. Maraknya KKN antara politisi dan pengusaha, praktik suap dan
markup, menyogok pejabat untuk mendapatkan proyek, mendirikan bank untuk
mengeruk uang rakyat dan kemudian digunakan untuk membiayai bisnis group, serta
tindakantindakan mengelabui bank (Yopi Hendra dan Deny Riana, 2008). Belum lagi
persaingan usaha yang cenderung saling menjatuhkan, konsumenlah akhirnya yang
dirugikan. Bisnis yang tidak beretika pada level apapun akan berujung pada
kehancuran. Karena itu agar bisnis bertahan dan berkembang dengan baik, etika
bisnis harus ditegakkan.
Falsafah
etika bisnis, antara lain dapat merujuk ke ayat Al Qur’an Al Jum’ah (10) ’Dan
apabila selesai sholat, maka hendaklah kamu bertebaran di muka bumi, dan carilah
karunia Allah (rizki) dan ingatlah sebanyak-banyaknya kepada Allah, agar kamu
mendapatkan kejayaan. Jadi bisnis (mencari rizki) harus selalu disertai
mengingat (dzikir) kepada Allah, karena dzikir atau ingat kepada Allah akan
mengendalikan diri dari kemungkinan melanggar etika bisnis. Dengan ingat kepada
Allah ’kejayaan’ (sukses) dijamin oleh Allah akan dapat diraih. Falsafah lain
tentang etika bisnis dapat ditemukan dalam Q.S. Alqosos (77) : Dan carilah
dalam karunia yang Allah berikan kepadamu itu kebahagiaan di akherat, tetapi
jangan lupa mencari kebahagiaanmu di dunia, dan berbuat baiklah kepada sesama
manusia sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kalian. Dan janganlah
berbuat kerusakan di muka bumi.
Kesimpulannya
mencari kebahagiaan (kesuksesan dalam berbisnis) harus disertai dengan berbuat
baik kepada sesame manusia dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Ini adalah
bagian dari etika bisnis. Etika bisnis merupakan bagian dari proses menegakkan
dan membangun sebuah peradaban. Mahatma Gandi pernah berucap, bahwa ada 7 macam
dosa yang jika dilakukan terus menerus akan membawa maut bagi suatu tatanan
masyarakat termasuk organisasi/ perusahaan (Mahatma Gandi : Stephen R. Covey,
1991)
a. Kaya
tanpa kerja (wealth without work)
b. Nikmat
tanpa nurani (pleasure without conscience)
c. Ilmu
tanpa karakter (knowledge without character)
d. Bisnis
tanpa moralitas (commerce without morality)
e. Sains
tanpa kemanusiaan (science without humanity)
f. Agama
tanpa pengorbanan (religion without sacrifice)
g. Politik
tanpa prinsip (politices without principles)
Praktik
bisnis di semua belahan dunia telah mengalami pergeseran yang besar. Bisnis
yang semula dianggap sebagai semata-mata mencari keuntungan sebanyak-banyaknya
tanpa menghiraukan etika dan moralitas, tetapi sejak tahun 2002 para pelaku
bisnis AS dan Eropa bahkan juga Australia mulai menyadari peranan spiritualitas
dalam mendorong keberhasilan bisnis. Tahun 2002 ‘Harvard Business School’ mengeluarkan
rangkuman hasil diskusi para Top Eksekutif Internasional dari berbagai belahan
Dunia, dengan judul “Does Spirituality Drive Success”? Ada 5 hal yang
dihasilkan dari spirituality : (1) integritas/kejujuran, (2) energi/semangat,
(3) inspirasi/ide dan inisiatif, (4) wisdom/bijaksana, dan (5) keberanian dalam
mengambil keputusan. Sepanjang tahun 1987, 1995, dan 2002, sebuah lembaga Internasional
“The Leadership Chalenge” telah melakukan penelitian terhadap CEO di 6 Benua
(Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Asia dan Australia). Apa
Kesimpulannya? Sebuah era spiritualitas telah dijadikan inti dari praktik
bisnis modern untuk mengejar sebuah kesuksesan.
Hasil
studi AS terhadap para top CEO tersebut, menghasilkan sebuah peringkat karakter
CEO ideal, dan yang menarik adalah bahwa kejujuran menduduki ranking pertama dari
10 karakter utama CEO ideal. Kita tahu bahwa ‘jujur’ adalah salah satu
indicator kunci dari etika bisnis. Selengkapnya kesepuluh karakter tersebut
berdasarkan ranking adalah sebagai berikut :
a. Honest
(jujur) = 88%
b. Forward
looking (berpikiran maju) = 71%
c. Competent
= 66%
d. Inspiring
(dapat memberi inspirasi) = 65%
e. Intelligent
(cerdas) = 47%
f. Fair-minded
(adil) = 42%
g. Broad-minded
(berpandangan luas) = 40%
h. Supportive
(mendukung) = 35%
i.
Straight forward (terus
terang/jujur) = 34%
j.
Dependable (dapat
diandalkan) = 33%)
Abul Ala al-Maududi dalam bukunya Esensi
Al Qur’an sebagaimana dikutip Yopi Hendra dan Deny Riana (2008) dalam buknya
‘Spiritual Entrepreneur’ ada beberapa etika dalam berbisnis (menurut pandangan al
Qur’an) :
a. Jangan
memakan harta benda orang lain dengan cara yang batil.
b. Menjaga
amanah yang diberikan kepadanya
c. Jangan
makan harta anak yatim secara zalim
d. Jangan
curang dengan cara antara lain mengurangi takaran dalam timbangan
e. Jangan
(berdagang, memproduksi) minum-minuman khamar, berjudi, mengundi nasib
f. Tidak
memakan riba
g. Jika
melakukan utang piutang, jika mengalami kesulitan, hendaklah diberikan tangguh
sampai berkelapangan
h. Memberikan
sedekah atas harta yang dimiliki kepada orang lain
Etika bisnis sesungguhnya akan
memperkokoh keberadaan perusahaan yang dikelola. Etika bisnis sekaligus
membangun sebuah kepercayaan konsumen terhadap produk bisnis yang dijual dan
perusahaan yang dikembangkan. Karena itu implementasi dari etika bisnis, dapat diidentifikasi
secara sederhana dalam model matrik sebagai berikut :
Matrik
Identifikasi Perilaku Bisnis yang beretika dan tidka beretika
No.
|
Aspek
Bisnis
|
Contoh
perilaku beretika
|
Contoh
perilaku tidak beretika
|
1.
|
Etika dalam memilih jenis dan produk usaha yang
akan dikembangkan
|
1. Produk
yang dijual barang halal
2. Bahan
baku diperoleh secara sah
3. Dst
|
1. Produk
yang dijual barang haram
2. Bahan
baku diperoleh secara tidak sah (mis. Hasil merampok)
3. Dst
|
2.
|
Etika dalam pengelolaan usaha
|
|
|
3.
|
Etika terhadap Konsumen
|
|
|
4.
|
Etika dalm hubungan terhadap sesama pengusaha
|
|
|
5.
|
Etika terhadap lingkungan sosial dan pemerintah
|
|
|
6.
|
Etika terhadap investor/ lembaga keuangan
|
|
|
J.
Evaluasi
dan Refleksi akhir
Untuk mengetahui sejauh
mana tujuan pelatihan dapat tercapai atau tidak, sejauh mana peserta peserta
memahami dan memperoleh manfaat dari pelatihan yang diikuti, maka dilakukan
evaluasi dan refleksi. Peserta secara acak diberikan beberapa pertanyaan secara
lisan untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut :
1.
Menurut
Anda, apa untung dan ruginya menjadi wirausaha? Jelaskan
2.
Mengapa
hanya sedikit generasi muda yang memilih bidang kewirausahaan sebagai pilihan
karir mereka? Jelaskan
3.
Nilai-nilai
kewirausahaan apa saja yang harus ditanamkan kepada generasi muda agar mereka
mengembangkan jiwa kewirausahaan?
4.
Apakah
permainan yang anda lakukan selama pelatihan ini, ada manfaatnya untuk
pengembangan diri Anda? Berikan penjelasan dan contoh konkritnya.
5.
Apakah
permainan yang anda lakukan dapat diterapkan di lingkungan lembaga kursus Anda?
Permainan mana yang penting dan mana yang kurang penting? Jelaskan dan berikan
alasan.
6.
Apa saran
Anda untuk perbaikan pelatihan yang akan datang?
K.
Daftar
Pustaka
1. Arman
Hakim Nasution, dkk (2007), Entrepreneurship,Membangun Spirit Teknopreneurship,
Pener bit Andi Yogyakarta.
2. Benedicta Prihatin Dwi Riyanti (2003),
Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian, Grassindo, Jakarta.
3. Craig
Hall (2001), The Responsible Entrepreneur : How to Make Money and Make a
Difference, Career Press 3 Tice Rd, Franklin Lakes, USA.
MEREKA
YANG MAMPU MENGUBAH DUNIA
1.
Ciputra
Si Raja Property Indonesia:
Ia
lahir di Parigi pada tanggai 24 Agustus 1931 dan dibesarkan di sebuah desa
bernama Bumbulan, terletak 150 km dari kota Gorontalo. Kehidupan masa kecilnya
adalah kehidupan seorang anak desa yang sejak kecil berusia 12 tahun, ayah
tercinta ditangkap dan dipenjarakan tentara penjajah dan akhirnya wafat di
dalam penjara di Manado. Ia diajak ibunya hijrah ke desa kecil Pepaya, 7 km
dari Bumbulan sebagai anak yatim yang miskin. Akan tetapi, Ciputra optimis
mampu mengubah penderitaan menjadi kemakmuran. Untuk menuju ke sana, ia
menempuh perjalanan sulit, berbatu-batu, terjal dan berduri. Namun karena jiwa kewirausahaannya,
ia mampu mengubah tidak saja dirinya sebagai miliuner yang menguasai puluhan
perusahaan besar, tetapi juga mampu mengubah pandangan masyarakat tentang
pentingnya kewirausahaan.
2.
Singapura
mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas
Singapura
yang dalam peta Asia atau dunia hanya sebuah titik kecil ternyata menjadi salah
satu negara makmur di dunia. Titik awal mereka tidak banyak berbeda dengan
banyak negara lain di dunia. Lihatlah foto Singapura 50 tahun yang lalu dan
bandingkan dengan foto Jakarta dan ibu kota negara-negara berkembang lain pada
tahun yang sama. Tidak banyak berbeda. Pada masa itu Singapura belum memiliki
sistem transportasi, perdagangan ataupun perumahan secanggih sekarang.
Bandingkanlah
kini prasarana umum, perumahan rakyat dan kualitas kehidupan rakyat Singapura
dan sejumlah negara lain. Dengan mudah kita temukan perbedaan yang kontras.
Sebagai contoh di Singapura hampir seluruh rakyat berhasil memiliki setidaknya
sebuah rumah. Sebaliknya di banyak ibu kota Negara berkembang lain
kampung-kampung kumuh masih mudah kita temukan. Apa rahasianya? Karena negara
mereka memiliki pemimpin yang memiliki kecakapan mengubah kotoran dan rongsokan
menjadi emas. Aspek lain, Singapura minim korupsi. Dimulai sebagai negara
miskin bukan berarti menjadi miskin terus-menerus.
3.
Jemmy
Suhadi
Dia
adalah pemilik Chic’s Musik. Pada kerusuhan 27 Juli 1996 yang lalu,toko Jemmy
Suhadi tak luput dari sasaran massa, kejadian ini bahkan hampir merenggut
nyawanya. Saat itu semua barang di tokonya merupakan barang titipan pemasoknya,
dan sistem yang dipakai adalah perkongsian. Kerusuhan yang melanda tokonya menelan
kerugian sekitar 250 jutaan,tak cukup untuk menutupi utang-utangnya. Dalam
kondisi beliau sedang menghadapi kebangkrutan,keajaiban terjadi. Jemmy Suhadi
tetap mendapat kepercayaan dan dukungan dana dari para pemasoknya. Hal ini
dapat terjadi dikarenakan ia sudah menanam bibit yang bagus dan jujur saat
mengelola bisnis, sehingga dengan bekal ini para pemasoknya mau mendorongnya
lagi untuk membangkitkan bisnisnya yang hancur dan tetap menitipkan barangnya
di toko Jemmy.
0 komentar: