PERSIAPAN INDUSTRI
KECIL DAN MENENGAH
DI PROVINSI JAWA
TIMUR DAN KABUPATEN PACITAN
UNTUK MENGHADAPI MEA
2015
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mempersiapkan standardisasi
produk 700 ribu industri kecil-menengah (IKM). Hal itu dilakukan untuk
menghadapi persaingan global menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di
penghujung 2015. Menurut Gubernur Jatim Soekarwo seusai pertemuan bertema
"Kesiapan Jatim dalam Menghadapi AFTA 2014" di Grahadi, Kamis, 28
Agustus 2014, dari sekitar 6,8 juta, 700 ribu IKM itu yang termasuk sudah siap. Ratusan ribu IKM itu, ujar
Soekarwo, akan dimasukkan ke dalam program inkubasi usaha demi memenuhi
standardisasi pasar bebas. Di mobile laboratorium inkubator itu, standar
dibenahi satu per satu. Masing-masing IKM akan dioptimalkan agar semakin
kompetitif. Di antaranya melalui UMKM Champion yang akan digelar untuk
mendapatkan kelompok usaha kecil terbaik.
Soekarwo mengaku akan melakukan dua upaya dalam mempersiapkan Jatim menghadapi MEA. Pertama yakni nontariff barrier, berupa peningkatan standardisasi barang-barang yang masuk melalui Balai Besar Karantina Pertanian serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Konsekuensinya, produk pertanian dan makanan standarnya harus tinggi juga, harus sama.
Soekarwo mengaku akan melakukan dua upaya dalam mempersiapkan Jatim menghadapi MEA. Pertama yakni nontariff barrier, berupa peningkatan standardisasi barang-barang yang masuk melalui Balai Besar Karantina Pertanian serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Konsekuensinya, produk pertanian dan makanan standarnya harus tinggi juga, harus sama.
Kedua, sistem pelayanan yang cepat melalui tracking system. Dibangun
infrastruktur IT-nya, harus di-online kan semua ke Dinas Perindustrian dan
Perdagangan. Mulai sebelum barang masuk, saat pemrosesan, dan setelah
barang-barang masuk ke pelabuhan. Kepala Disperindag Jatim Hari Sasono menuturkan
peningkatan pelayanan itu mutlak diperlukan guna mengejar target penguasaan
perdagangan domestik. Sekarang perdagangan nasional Jatim sudah kuasai 31
persen. Tahun 2015 nanti, harus bisa kuasai 40 persen. Standardisasi pun ditujukan untuk memfilter impor.
Ekspor produk Jatim yang berbahan baku impor harus dikurangi. Sebanyak 83 persen
impor bahan baku penolong, 43 persennya adalah logam. Dengan membangun smelter,
Jatim optimistis mampu menyelamatkan industri hulu. Kalau industri hulu smelter sudah jadi, akan ada seratus jenis
industri hilir yang bisa berkembang.
Kabupaten Pacitan merupakan salah satu kabupaten yang berada
di Wilayah Provinsi Jawa Timur, karena penulis berasal dari Jawa Timur dan
kebetulan sebagai Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Kementerian Perindustrian yang bertugas di Kabupaten Pacitan maka sedikit
banyak sudah mengetahui persiapan-persiapan yang dilakukan oleh Pemda baik
Pemerintah daerah Tingkat 1 maupun Tingkat 2 khususnya Kabupaten Pacitan.
Banyak sekali program-program yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan
khususnya Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan diantaranya dengan
Pelatihan baik Teknis maupun Non Teknis bagi IKM, Sosialisasi MEA, Fasilitasi
Perijinan, Pemberian Batuan Permodalan dan Peralatan bagi IKM dan lain-lain.
Pelatihan Olahan Makanan
(Pembuatan Kue Kering)
(Penyampaian Materi Pembukuan Sederhana Bagi IKM)
Narasumber: Yashinta AP.
Di
Kabupaten Pacitan sendiri mempunyai berbagai macam Produk Unggulan diantaranya
adalah Industri Batu Mulia, Batik, Olahan Ikan, Olahan Ketela, Olahan Kayu dan
lain-lain. Dari beberapa produk unggulan tersebut diambil satu yang menjadi
Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) yaitu Industri Batu mulia sedangkan
untuk One Village One Product (OVOP)
adalah Industri Batik Tulis dengan Motif Pace Khas Kabupaten Pacitan yang
menjadi ciri khas nya. Untuk menghadapi pasar MEA, peningkatan daya saing
produk terus dilakukan. Khusus untuk Industri Makanan Minuman (Mamin)
ditingkatkan dari segi Kualitas Produk, Kemasan Produk, dan Perijinan. Baru
saja pada tanggal 28 April 2015 diadakan sosialisasi Sertifikasi Halal oleh
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pacitan bertempat di Gedung Pusat
Layanan Usaha Terpadu KUMKM Pacitan selama 3 hari, dimana hari pertama diisi
dengan pemberian sosialisasi bagi IKM yang sudah pernah mendapatkan sertifikat
Halal dan bagi IKM yang akan difasilitasi sertifikat Halal, dilanjutkan
pemberian materi kewirausahaan dan lain-lain. Hari ke2 dan k3 dilanjutkan
dengan pelatihan teknis pembuatan aneka olahan ikan untuk meningkatkan keahlian
dan kreatifitas pelaku IKM. Sudah menjadi tugas Pemerintah untuk membantu
Industri di Indonesia khususnya Industri Kecil dan Menengah untuk bersiap
menghadapi MEA 2015.
2 komentar: