BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Masalah
Salah satu di antara tujuan
nasional sebagaimana tercantum di dalam pembukaan undang-undang Dasar 1945
adalah memajukan kesejahteraan umum. Dalam mewujudkan tujuan nasional tersebut
bangsa Indonesia melakukan serangkaian program pembangunan yang menyeluruh,
terarah dan terpadu, yang berlangsung secara terus menerus dan diwujudkan dalam
dalam bentuk pola umum pembangunan nasional jangka panjang, dengan menitik
beratkan kepada pembangunan dibidang ekonomi, yang pelaksanaannya telah dimulai
sejak tahun 1969 melalui tahapan PELITA.
Pembangunan nampaknya telah menjadi
jargon yang tidak asing kita dengar. Ia anggap oleh para politisi, teknokrat,
dan penguasa di banyak Negara sebagai sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Suatu
keniscayaan. Ini sering terungkap dari ungkapan-ungkapan retoris semacam ini:
“Apa pun yang terjadi kita harus tetap melanjutkan komitmen pembangunan”. Atau:
“Seburuk-buruknya pembangunan masih jauh lebih baik daripada tidak
melaksanakannya sama sekali.
Maka dari itu, pembangunan di
bidang ekonomi, contoh yang sudah tidak asing lagi adalah pembangunan
pasar-pasar modern sangat jelas terlihat di sana sini. Di kota-kota besar di
Indonesia sudah menjamur dengan apa yang dinamakan Mall, contohnya saja di
Ibukota Jakarta. Tetapi pembangunan belum begitu merata, karena di kota-kota
atau kabupaten kecil yang berada di Indonesia masih ada yang belum tersentuh
pembangunan Mall. Mungkin bukan karena terisolasi, dan tidak diperhatikan,
tetapi lebih cocok dibangun pasar-pasar tradisional, untuk mewadahi
industri-industri kecil dan menengah, dan juga para petani.
Kita sudah tahu mengenai pasar
tradisional, karena kita sudah sering menjumpai di desa. Tetapi kita belum
sepenuhnya tahu mengenai pasar modern, bagaimana pasar modern itu sendiri,
peluang apa saja yang ada didalamnya, bagaimana pasar modern dikelola, siapa
saja yang terlibat di dalamnya, dan perbedaan pasar modern dengan pasar
tradisional.
Atas dasar itu, dan melalui
tugas survei pasar Mata Kuliah Kewirausahaan, kami sepakat untuk memilih Pasar
Modern Cilandak Mall di Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan sebagai objek
survei kami.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdiri Pasar Modern
Cilandak Mall?
2. Bagaimana pengelolaan Pasar Modern Cilandak Mall?
3. Bagaimana perkembangan Pasar Modern Cilandak
Mall?
4. Siapa saja yang terlibat di Pasar Modern
Cilandak Mall?
5. Apa saja produk yang ada diperjualbelikan di
Pasar Modern Cilandak Mall?
6. Apa saja peluang usaha yang mungkin
dikembangkan di Pasar Modern Cilandak Mall?
7. Bagaimana Analisis SWOT Pasar Modern Cilandak
Mall?
I.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Kewirausahaan di Akademi Pimpinan Perusahaan Jakarta
2. Untuk mengetahui
sejarah berdirinya Pasar Modern Cilandak Mall
3. Untuk mengetahui
pengelolaan Pasar Modern Cilandak Mall
4. Untuk mengetahui
siapa saja yang terlibat di Pasar Modern Cilandak Mall
5. Untuk mengetahui
produk apa saja yang ditawarkan di Pasar Modern Cilandak Mall
6. Untuk mengetahui
peluang usaha yang ada di Pasar Modern Cilandak Mall
7. Mengetahui
Analisis SWOT dari Pasar Modern Cilandak Mall
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.I Pengertian Pasar Modern
Pasar
modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini
penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli
melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam
bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani
oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan
seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual
adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah hypermarket, pasar swalayan (supermarket),
mall, dan minimarket.
Pasar
dapat dikategorikan dalam beberapa hal. Yaitu menurut jenisnya, jenis barang
yang dijual, lokasi pasar, hari, luas jangkauan dan wujud.
2.2 Pengertian Mall
Mall merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan
umum, atau sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus
untuk pejalan kaki. Mall dapat
disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalulintas
umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan, duduk,
bersantai, dan dilengkapi unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan
dalam menikmati suasana.
Menurut Rubinstein (1978), mall merupakan
penggambaran dari kota yang terbentuk oleh elemen-elemen:
1.
Anchor (magnet)
Merupakan
transformasi dari nodes dapat pula berfungsi sebagai landmark.
2.
Secondary
Anchor (magnet sekunder)
Merupakan transformasi dari district, perwujudannya berupa retail store, supermarket, superstore, dan bioskop.
3.
Street
Mall
Merupakan
transformasi paths, perwujudannya berupa pedestrian yang menghubungkan
magnet-magnet.
4. Landscaping (pertamanan)
Merupakan
transformasi dari edges, sebagai pembatas pusat pertokoan di tempat-tempat luar.
Pengertian
Shopping Mall menurut beberapa ahli:
1. Shopping
mall diartikan sebagai suatu area pergerakan (linier) pada suatu area
pusatbisnis kota yang lebih diorientasikan bagi pejalan kaki; berbentuk
pedestrian dengankombinasi plaza dan ruang-ruang interaksional
(Rubinstein, 1978).
2. Shopping mall adalah pusat perbelanjaan
yang berintikan satu atau beberapa departemenstore besar sebagai daya tarik
dari retail-retail kecil dan rumah makan dengan tipologibangunan seperti toko
yang menghadap ke koridor utama mall atau pedestrian yangmerupakan unsur utama
dari sebuah shopping mall, dengan fungsi sebagai sirkulasi dansebagai ruang
komunal bagi terselenggaranya interaksi antarpengunjung dan pedagang (Maitland,
1987).
3. Shopping
mall sebagai kelompok kesatuan komersial yang dibangun pada sebuah lokasiyang
direncanakan, dikembangkan, dimulai dan diatur menjadi sebuah unit
operasi,berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaan
dari unit tersebut.Unit ini juga menyediakan parkir yang dibuat berhubungan
dengan tipe dan ukuran totaltoko-toko (Urban Land Institute, 1997).
Mall mempunyai
kecenderungan berkonfigurasi secara horizontal. Unsur yang menunjang
keberhasilan suatu mall adalah:
1. Bentuk mall
Menurut Maithland (1987)
terdapat 3 bentuk umum mall,
yaitu:
Open mall (mall
terbuka) adalah mall tanpa pelingkup.
Keuntungannya adalah perencanaan teknis yang mudah sehingga biaya lebih murah.
Kerugiannyaberupa kendala climatic control
yang berpengaruh terhadap kenyamanan dankurangnya
kesan pewadahan.
Enclosed
mall (mall tertutup) adalah mall dengan
pelingkup. Keuntungannya berupa kenyamanan climatic
control. Kerugiannya biaya mahal dan kesan kurang luas.
Integrated
mall (mall terpadu) adalah
penggabungan mall terbuka dan tertutup.
Biasanya berupa mall tertutup dengan
akhiran mall terbuka. Munculnya
bentuk ini merupakan antisipasi terhadap keborosan energi untuk climatic
control serta mahalnya pembuatan dan perawatan mall tertutup. Mall ini juga bertujuanmengonsentrasikan
daya tarik pengunjung pada mall tertutup.
2. Pola
Mall
Pada
dasarnya pola mall berprinsip linier. Tatanan mall yang banyak dijumpai adalah mall
berkoridor tunggal dengan lebar koridor standar antara 8-16m. Pintu
masuk sebaiknya dapat dicapai dari segala arah. Mall juga mempunyai magnet pada tiap akhir mall. Jarak
antarmagnet antara 100 sampai 200m, atau sepanjang kenyamanan pejalan kaki. Mall
berfungsi menghubungkan magnet yang terletak pada ujung-ujungnya denganmenekankan
hubungan horizontal. Parkir kendaraan umumnya terletak di sekelilingbangunan dengan akses mudah ke mall. Pola mall
yang memberikan kemudahan adalah bentuk I, T, dan L.
3. Dimensi
Mall
Tidak
ada ketentuan khusus mengenai panjang maksimal mall, tetapi berdasarkan
survei di Amerika, panjang minimalnya adalah 180m dan panjang maksimalnya 240m.
Mall juga tidak boleh terlalu panjang karena dapat melelahkan pengunjung.
Panjang mall dapat dipecahkan dengan
square, courts, atau ruang terbuka lainnya. Ruang ini berfungsimenampung
fasilitas tempat duduk, tanaman, dan elemen lain. Total area mall minimal10% dari total luas lantai
shopping mall. Agar terbentuk mall yang nyaman, pengaturanpanjang, lebar
dan tinggi koridor harus sangat diperhatikan.
4. Penataan
letak retail di sepanjang mall.
Sirkulasi
mall dengan satu koridor lebih
efektif dilewati pengunjung dan semua retailakan mempunyai nilai komersial
sama. Penataan retail tenant dan anchor tenant yangbaik akan saling mendukung
terjadinya aliran pengunjung yang merata di sepanjang mall. Komposisi yang
paling baik adalah 50% retail tenant dan 50% anchor tenant.
5. Pencahayaan
Untuk
menunjang konsep ruang yang menerus pada mall,
bagian atap mall biasanya diselesaikan
dengan skylight yang berfungsi memasukkan cahaya matahari ke dalam bangunan mall
pada siang hari. Cahaya ini berfungsi sebagai pengarah, memfokuskan pengunjung
dalam bangunan, meningkatkan efisiensi operasional, khususnya terhadap penggunaan
listrik, dan menambah keindahan bangunan.
6. Elemen
arsitektural pada Mall
Elemen
arsitektural yang dapat ditempatkan di sepanjang mall adalah bangku,
arenabermain, kios, kotak telepon, tempat sampah, penunjuk arah, jam, dll.
Adapun fungsi elemen tersebut adalah:
Ø Area
duduk merupakan sarana penting supaya terjadi interaksi sosial antar pengunjung.
Ø Area
bermain berfungsi sebagai tempat bermain anak-anak ketika orang tuanya berbelanja.
Ø Kios-kios
pada jalur mall berfungsi sebagai
faktor penarik pengunjung dan memberivariasi suasana pada mall.
Jadi, mall pada shopping mall berperan sebagai
penghubung, pengontrol, pengorganisir unitretail serta pengidentifikasi area
(memberi kejelasan orientasi). Adapun unit retail berfungsi sebagai wadah kegiatan
belanja, pengendali arus pengunjung, dan unit sewa. Peran tersebutmenunjukkan
bahwa mall dan unit retail masing-masing merupakan elemen beridentitas
danberhubungan yang membentuk sistem pemusatan wadah perbelanjaan.
Ada beberapa prinsip yang
harus diperhatikan pada pola hubungan mall dan
unit retail, yaitu:
1. Design Control Zone Control
zone bertujuan mencapai kontinuitas arus pengunjung sehingga semua
ruangbernilai sama dan efektivitas komersial dapat tercapai. Control zone dapat dicapaimelalui pola mall,
magnet/ anchor , pembatasan
panjang, lebar, dan tinggi bangunan.
2. Tenant MixTenant mix adalah strategi
pencampuran penyewa ruang dari berbagai jenis dagangan.Strategi ini sesuai
dengan tuntutan kemudahan konsumen dalam bentuk one stopshopping, yaitu kemudahan
mendapatkan semua jenis kebutuhan dalam satu tempat.Magnet dan unit retail pada
shopping mall perlu dikelompokkan berdasarkan materidagangan sehingga tidak
menimbulkan persaingan yang mematikan.
3. Design
Criteria Perancangan masing-masing unit sewa harus menunjukkan kesatuan.
Berdasarkan prinsip perancangan dan karakter dasarnya, strategi perancangan
shopping mall adalah sistem pusat belanja dengan elemen utama mall berupa koridor tunggal bagi pejalan
kakiyang menghubungkan atau mengorganisasikan unit sewa pada tiap sisi dan
karaktertertentu. Potensi sirkulasi pejalan kaki dimanfaatkan secara maksimal untuk
mencapaiefektivitas dengan menciptakan nilai atraktif dan kenyamanan pada mall.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.I Tempat dan Waktu Penelitian
Survei ini
dilaksanakan di Pasar Modern Cilandak Mall
Jl. Raya Cilandak KKO, Kel. Cilandak Timur, Kec. Pasar Minggu, Jakarta
Selatan yang di lakukan pada hari Jum’at, 30 Maret 2012.
3.2 Metode
Penelitian
Metode penelitian
yang kami gunakan adalah penelitian survei di lapangan. Langkah-langkah
penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Menyiapkan
daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam wawancara
2.
Datang
ke lokasi survei yaitu Pasar Modern Cilandak Mall
3.
Melakukan
pengamatan dan dokumentasi
4.
Melakukan
wawancara kepada Building Manajer Pasar Modern Cilandak Mall
5.
Melakukan
wawancara kepada para penjual di Pasar Modern Cilandak Mall
3.3 Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penelitian
ini, instrumen sebagai alat pengumpul data yang digunakan adalah teknik
wawancara.
BAB VI
HASIL SURVEI
4.I Sejarah Pasar Modern Cilandak Mall
Kawasan Cilandak merupakan kawasan yang terkenal dengan
kawasan markas marinir. Hal itu dikarenakan
sepanjang jalan di Cilandak merupakan kawasan KKO Angkatan Laut atau Korps Komando Angkatan Laut, alias
Marinir. Dulu orang enggan untuk melewati jalan Cilandak KKO, selain karena segan untuk melewati kompleks
tentara, di kawasan ini juga pernah terjadi ledakan gudang senjata. Padahal
jika dicermati, kawasan Cilandak merupakan daerah strategis di kawasan Jakarta
Selatan yang berpeluang untuk menjadi salah satu pusat perekonomian dan
pembangunan di wilayah Jakarta selatan.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan di daerah
Cilandak mulai terasa, jalan protokol seperti jalan raya Cilandak mulai ramai
dengan masyarakat yang menggunakan jalan tersebut. Merasakan adanya perubahan
yang terjadi di kawasan Cilandak maka PT. Karyatumbuh Bersama, salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang property, mempunyai ide brilian untuk
membangun sebuah arena perbelanjaan yang akan menjadi pusat perekonomian modern
masyarakat Cilandak dan sekitarnya. Hal ini dirasa dapat menjadi sebuah peluang
untuk memajukan perekonomian di daerah Cilandak karena belum ada pasar modern seperti
Mall yang didirikan di kawasan Cilandak.
Akhirnya pada Desember tahun 2001, tepatnya satu minggu
sebelum lebaran, PT. Karyatumbuh Bersama Indonesia mendirikan sebuah Mall tepat
di jalan Raya Cilandak KKO yang diberi nama Cilandak Mall. Cilandak Mall berada
di kawasan strategis Cilandak yang berdekatan dengan markas marinir, kompleks
marinir dan rumah sakit marinir. Terlebih lagi karena jalan ini pun sudah
jadi jalan pintas menuju kawasan pinggiran Jakarta semacam Depok dan Sawangan.
Cilandak Mall dibangun di atas tanah yang masih menjadi milik marinir Angkatan Laut. Namun dengan adanya
BOT atau Build, Operate and Transfer, maka tanah seluas 10.000 m2
yang kini menjadi lahan dari Cilandak Mall dialihkan kepada pengelola PT. Karyatumbuh Bersama
Indonesia. System BOT ini merupakan salah satu cara dari pihak pengembang untuk
memiliki tanah pada lokasi strategis namun dana yang tersedia terbatas. Jangka
waktu perjanjian kerja sama BOT ialah selama 29 tahun. Setelah batas waktu itu
habis maka pengelolaan akan dikembalikan kepada pihak marinir.
4.2 Pengelolaan Pasar Modern Cilandak Mall
Cilandak mall sendiri dikelola oleh PT. Karyatumbuh
Bersama sejak pertama kali mall ini didirikan. Pengelolaan mall ini berada di
lantai satu bangunan Cilandak Mall. Jumlah staff yang
bekerja dalam Cilandak Mall berjumlah 10 orang yang dipimpin oleh seorang
Building Manager. Tak hanya itu, mall ini memiliki 32 orang satpam demi
terjaganya keamanan dan kenyamanan pengunjung dan pemilik toko. Beberapa
pegawai di Cilandak Mall juga masih ada yang termasuk karyawan outsourcing.
Cilandak Mall sendiri merupakan salah satu
mall tertua di Jakarta. Mall ini sempat menjalani renovasi pada akhir 2008.
Beberapa kali Cilandak Mall mengalami pergantian menejemen, sehingga Cilandak
Mall terus mengalami perkembangan kearah yang lebih baik. Dengan adanya
perombakan menejemen, Cilandak mall sempat memperoleh sertifikat APPBI Award
tahun 2008 dan 2009 dengan memperoleh juara satu antar mall setingkatnya.
Pengelola Cilandak Mall memposisikan mall ini
sebagai mall keluarga dimana seluruh anggota keluarga dapat menikmati berbagai
macam aktivitas berbelanja dan bermain di mall ini. Pangsa pasar untuk mall ini
lebih diutamakan bagi masyarakat menengah ke bawah. Cilandak Mall sendiri
merupakan mall sekelas Cinere Mall yang menjangkau kalangan menengah. Dari segi
keuntungan, pengelola mengaku Cilandak mall cukup berkembang hasil penjualannya
tetapi untuk mencapai BEP diperlukan waktu sepuluh tahun.
Sistem
pengelolaan usaha di Cilandak Mall sendiri menerapkan sistem sewa bagi tenant-tenant yang
ingin membuka usaha di
Cilandak Mall. Sistem sewa yang diberlakukan pengelola kepada
sebuah usaha ialah minimal 2-5 tahun. Besarnya harga sewa tergantung dari
lokasi tempat usaha dibuka serta luas kiosnya. Tidak ada syarat khusus untuk
membuka kios di Cilandak Mall tetapi harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang
diajukan oleh pengelola Cilandak Mall.
4.3 Perkembangan
Pasar Modern Cilandak Mall
Cilandak Mall memiliki luas lahan 10.000 m2
dan luas bangunan 17.000 m2. Beroperasi pada pukul 09.00 sampai
21.00 WIB. Pada awalnya, mall ini hanya diisi oleh tujuh toko diantaranya Mc
Donald, omah matahari (yang sekarang sudah keluar) dan pojok Busana. Pada tahun
2004 setelah toko buku Karisma masuk, pengunjung yang datang semakin bertambah
banyak, sehingga para pebisnis pun mulai membuka toko-toko mereka di Cilandak
Mall karena melihat peluang yang ada. Sejak saat itu telah ada hampir 50 toko
yang menempati seluruh bagian di mall ini.
Seiring dengan berkembangnya jaman, Cilandak Mall
mengikuti kebutuhan pasar untuk memberikan suatu tempat bagi seluruh kalangan
masyarakat untuk berbelanja, makan, bahkan berekreasi. Fasilitas yang
ditawarkan di Cilandak Mall juga termasuk lengkap, dengan 4 lantai, mushola,
toilet di setiap lantainya , escalator serta tempat parkir yang cukup luas.
Karena berlokasi di pinggir jalan raya Cilandak KKO, maka
dengan mudah masyarakat dapat menuju mall ini dengan berbagai alat transportasi
contohnya angkot yang setiap harinya berlalu lalang di depan mall ini. Pada saat weekend dan khususnya tanggal muda
dominansi pengunjung sangat terasa. Hal ini dikarenakan pada waktu-waktu
tersebut merupakan tanggal muda dimana para pengunjung berbelanja ataupun hanya
sekedar berekreasi keluarga.
Cilandak Mall juga sering mengadakan event-event seperti
Jakarta Great Sale, pameran furniture, acara-acara musik bahkan lomba
menggambar dan mewarnai yang dilaksanakan sebulan sekali. Berbagai toko dibuka
di mall ini, tak hanya makanan dan fashion tetapi juga berbagai kebutuhan
lainnya seperti swalayan, toko buku, salon, tempat service handphone dan
computer, game fun, dan lain-lain.
4.4 Pihak-Pihak yang Terlibat
Di Cilandak mall sendiri, pihak-pihak yang terlibat dalam
proses perkembangan mall terbagi menjadi dua, yaitu pihak intern dan pihak
ekstern.
Pihak intern antara lain :
·
Pihak pengelola
·
Manajer, staffs, satpam dan karyawan lain
·
Penjual/penyewa kios
Pihak ekstern antara lain :
·
Pesaing
·
Masyarakat/ konsumen
·
Pemerintah
4.5
Produk yang Ditawarkan
Cilandak Mall sendiri terbagi
menjadi 4 lantai yang tiap lantainya memiliki pengelompokkan tersendiri. Lantai
dasar di khususkan untuk supermarket, lantai 1 untuk makanan, lantai 2 untuk
pakaian dan aksesoris, serta lantai atas untuk permainan. Kini di Cilandak Mall
telah ada berbagai fast food seperti KFC, Mc Donald, Es Teler 77, Bakso
Lapangan Tembak Senyan, Hoka-Hoka Bento, Rice Bowl, Dunkin Donuts dan
lain-lain. Sedangkan untuk makanan tradisional terdapat di food court hanya
tersedia masakan padang dan soto, itupun dalam bentuk siap saji. Selain itu
terdapat pula berbagai toko aksesoris wanita, sentra handphone dan computer.
Untuk produk hasil
Industri Kecil Menengah sendiri contohnya adalah makanan ringan seperti
macaroni, kerupuk pedas, manisan, kacang telor, dll. yang omsetnya cukup
banyak. Hal ini dikarenakan hanya ada satu kios yang menjual produk ini di
Cilandak mall. Makanan ringan tersebut merupakan produk yang dikirim langsung
dari daerah seperti Majalengka, Bandung dan daerah sekitar Jakarta. Saat
pengunjung mall kurang ramai omset penjualan berkisar hingga satu juta.
Sedangkan jika pengunjung sedang ramai, omset yang diperoleh dapat mencapai 3x
lipat. Untuk hasil industri kecil menengah selain makanan dirasakan kurang
memeberikan kontribusi di Cilandak Mall.
4.6
Peluang Usaha yang
Mungkin Dikembangkan (dikaitkan dengan IKM)
·
Kuliner
Berbagai produk olahan
khas daerah bisa dijadikan salah satu produk yang memiliki keunikan tersendiri.
Hal ini dirasakan menjadi suatu peluang usaha karena jarang ada makanan khas
daerah yang masuk di sebuah perbelanjaan modern. Dengan masuknya makanan khas
atau jajanan daerah ke mall bisa mengangkat budaya daerah dan menambah nilai
jual serta menaikkan kelas dari makanan khas atau jajanan yang selama ini
dianggap sebelah mata.
Contoh makanan daerah
atau jajanan daerah yang bisa dikembangkan di Cilandak mall :
-
Kue Bangket khas Bangka
-
Galendo khas Ciamis
-
Tahu Tuna khas Pacitan
-
Carica khas Banjarnegara
-
Kue Ganjel Rel khas Semarang
·
Kerajinan di bidang fashion (batik)
Indonesia memiliki beragam
budaya disetiap wilayahnya. Batik sebagai budaya asli Indonesia juga tak
terhitung banyaknya. Hal itu dapat dijadikan sebagai peluang usaha karena di
kota besar seperti Jakarta ini cukup sulit bagi masayarakat yang asal daerah
maupun masyarakat Jakarta mendapatkan batik dari berbagai daerah. Batik- batik
yang mungkin di jual di Jakarta khususnya di Cilandak mall antara lain :
-
Batik Cual
-
Batik Ciamisan
-
Batik Motif Pace
-
Batik Gumelem
-
Batik Semarangan
4.7
Analisis SWOT Pasar Modern Cilandak Mall
Strength
a. Letakanya strategis dekat dengan komplek Marinir.
b. Mall keluarga, bisa merangkul seluruh kalangan.
c. Memiliki pangsa pasar kalangan menengah kebawah, jadi
harga dari produk yang ditawarkan cukup terjangkau.
Weakness
a. Tidak ada fasilitas lift.
b. Belum ada renovasi lagi untuk memperbaharui tampilan luar
Mall, sehingga terkesan out of date.
c. Area mall Cilandak yang kurang luas.
d. Tidak adanya sentra khusus untuk barang-barang tertentu.
Opportunity
a Menjadi salah satu piihan warga Cilandak dan sekitarnya
untuk berbelanja kebutuhan sandang, pangan dan kebutuhan lainnya karena
jangkauan Cilandak mall sendiri adalah untuk kalangan menengah ke bawah.
b Menjadi tempat untuk bersantai anak-anak muda utuk
menghilangkan penat.
Threat
a Berdirinya berbagai mall yang lebih menarik minat
masyarakat untuk dikunjungi.
b Daya beli masyarakat yang semakin menurun karena kondisi
perekonomian yang labil.
BAB V
PENUTUP
5.I Kesimpulan
Cilandak Mall telah
menjadi pusat perbelanjaan bagi warga Cilandak dan sekitarnya, yang secara tak
langsung telah berkonstribusi untuk menghidupkan roda ekonomi di daerah yang
dahulu enggan dikunjungi karena merupakan markas marinir dan sempat terjadi
lendakan senjata itu.
Sebagai salah satu Mall
tertua di Jakarta, Cilandak Mall tetap berusaha konsiten mempertahankan
kalangan menengah kebawah untuk menjadi pangsa pasarnya. Dengan memanfaatkan
kelebihan yang ada, berbagai perubahan sebagai bentuk kemajuan dari Cilandak
Mall pun sudah direalisasikan, meskipun masih terdapat beberapa hal yang harus
diperbaiki.
5.2 Saran
Dengan munculnya para
pesaing baru dengan konsepnya yang mampu menarik lebih banyak para pengunjung,
sudah saatnya Cilandak Mall juga bebenah diri. Seperti merubah tampilan luar
agar bisa terlihat lebih mengikuti perkembangan zaman, menambah berbagai
fasilitas penting seperti lift, serta penataan tendant yang lebih spesifik agar
bisa menonjolkan sentra yang ada di Mall.
Memasukan produk
daerah seperti batik dan makanan khas daerah juga bisa menjadi alternatif untuk
menarik pengunjung, mengingat Cilandak Mall sudah banyak diisi oleh tendant
kuliner. Meskipun kuliner yang dimaksud adalah makanan modern dari luar.
Apabila hal ini terealisasi, Cilandak Mall berarti telah ikut mendukung
perkembangnan para pengusaha Industri Kecil Menangah di daerah.
Lampiran I
DAFTAR PERTANYAAN
A. Untuk
Building Manajer
1.
Bagaimana
sejarah berdirinya Pasar Modern Cilandak Mall?
2.
Bagaimana
pengelolaan Pasar Modern Cilandak Mall?
3.
Siapa
saja yang terlibat dalam Pasar Modern Cilandak Mall?
4.
Jenis
usaha dan produk apa saja yang ada di Pasar Modern Cilandak Mall?
5.
Peluang
usaha apa yang ada atau sedang dicari di Pasar Modern Cilandak Mall?
6.
Apa
saja fasilitas yang disediakan di Pasar Modern Cilandak Mall?
7.
Siapa
saja pesaing Pasar Modern Cilandak Mall?
8.
Bagaimana
sistem yang digunakan di Pasar Modern Cilandak Mall untuk kios/ tempat (sistem sewa
atau strata) dan jangka waktunya?
B. Untuk
Para Penjual
1.
Apa
yang anda ketahui tentang Pasar Modern Cilandak Mall? (sejarah)
2.
Produk
apa yang anda tawarkan di sini?
3.
Bagaimana
kondisi Pasar Modern Cilandak Mall? (ramai/ sepi)
4.
Berapa
jangka waktu sewa kios yang anda tempati?
5.
Berapa
kira-kira keuntungan yang anda terima setiap hari/bulan?
C. Untuk
Para Pembeli
1.
Apa
yang anda ketahui dari Pasar Modern Cilandak Mall?
2.
Apa
saja produk yang biasa anda beli di Pasar Modern Cilandak Mall?
3.
Bagaimana
menurut anda mengenai fasilitas, kebersihan, dan keamanan di Pasar Modern
Cilandak Mall?
5 komentar: