Contoh Sederhana Business Plan Nasi Goreng


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Mencetak para wirausaha baru yang mampu bersaing dan memberikan inovasi bagi dunia perindustrian Indonesia, tentunya menjadi tujuan diadakannya pendidikan di Akademi Pimpinan Perusahaan. Berbagai pembelajaran diselenggarakan untuk membentuk para mahasiswa APP yang siap untuk memulai usaha nantinya. Termasuk dalam upaya ini adalah diadakannya praktek per kelompok untuk membuat produk yang akan dipasarkan pada mata kuliah Kewirausahaan.
Dengan melalui proses diskusi dan pertimbangan dari kelompok, akhirnya kami memilih untuk memasarkan Nasi goreng dan Minuman seduh sachet-an yang kami beri brand Nasi Goreng Roso eco dan Es Roso Eco. Selain telah dikenal oleh banyak orang, kedua jenis barang konsumsi ini juga telah kami ketahui cara pembuatannya, sehingga dapat memudahkan kami dalam proses pemasaran dan produksinya.
Setelah penentuan jenis produk yang akan di produksi, berbagai aspek seperti perencanaan keuangan, proses produksi, strategi pemasaran dan manajemen SDM juga ikut ditentukan. Hal ini bukan saja untuk memenuhi standar dalam memulai usaha, namun juga sebagai langkah terencana yang akan memudahkan proses berwirausaha ke depannya.

B.       Rumusan Masalah
1.      Seperti apa manajemen SDM yang diterapkan dalam usaha Nasi Goreng Roso eco dan Es Roso Eco ini?
2.      Apa itu Nasi Goreng Roso eco dan Es Roso Eco, serta bagaimana proses produksinya?
3.      Seperti apa strategi pemasaran yang diterapkan?
4.      Bagaimana perencanaan keuangannya?
5.      Bagaimana analisis SWOT dari Nasi Goreng Roso eco dan Es Roso Eco?

C.      Tujuan Penulisan Laporan
1.      Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewirausahaan di Akademi Pimpinan Perusahaan Jakarta.
2.      Untuk menjelaskan mengenai manajemen SDM yang diterapkan dalam pembuatan Nasi Goreng Roso eco dan Es Roso Eco.
3.      Untuk menjelaskan mengenai proses produksi Nasi Goreng Roso eco dan Es Roso Eco.
4.      Untuk menjelaskan strategi pemasaran dari Nasi Goreng Roso eco dan Es Roso Eco .
5.      Untuk menjelaskan mengenai perencanaan keuangan dalam pembuatan Nasi Goreng Roso eco dan Es Roso Eco.
6.      Untuk menentukan analisa SWOT dari Nasi Goreng Roso eco dan Es Roso Eco dilihat dari segi kita sebagai pembisnis dari kedua barang konsumsi tersebut.




Catatan: Untuk Laporan versi lengkapnya bisa dkirim lewat e-mail, thanxs :)

1 komentar:

Contoh Laporan Survei Pasar Tradisional

BAB I
PENDAHULUAN

I.         LATAR BELAKANG
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi.
Ada dua peran di pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Menurut klasifikasinya, Pasar terdiri dari Pasar Tradisional dan Pasar Modern. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar. Bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Sedangkan Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, hanya saja penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung, melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.
Pasar tradisional yang kami pilih untuk proses survey adalah Pasar Terminal- Stasiun Depok. Lokasi pasar itu berdekatan dengan Stasiun dan Terminal Depok. Kami mengunjungi Pasar tersebut pada hari Sabtu, tanggal 10 Maret 2012.

II.      RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas adalah sebagai berikut :
1.      Seberapa besar peluang untuk membuka usaha di pasar tersebut ?
2.      Faktor  apa yang memberikan peluang untuk membuka usaha ?
3.      Apakah yang harus dilakukan oleh calon penjual agar dapat memaksimalkan penjualan di pasar ?
4.      Bagaimana strategi yang harus dilakukan untuk mengembangkan usaha tersebut ?


III.   TUJUAN
Tujuan dilakukannya survey pasar terhadap penjual yang berada di pasar stasiun – terminal depok, adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui peluang yang ada untuk memulai usaha di pasar tersebut,
2.      Untuk mengidentifikasi hal yang harus dilakukan untuk memulai usaha,
3.      Untuk mengetahui strategi dalam mengambil sebuah peluang berusaha.

IV.   TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Hari                                  : Sabtu
Tanggal                            : 10 Maret 2012.
Pukul                               : 11.32 – 14.55 wib.
Lokasi survey                  : Pasar Terminal - Stasiun Depok, Jawa Barat.
Obyek yang di survey     : baju anak anak dan dewasa, tas, sepatu, baju tidur, baju muslim dan jilbab, boneka, aksesoris, peralatan rumah tangga, kebutuhan pangan.
Metode survey                 : wawancara langsung.


















BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam mengidentifikasi peluang, dapat dianalisis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan sebagai landasan pengambilan kesimpulan. Peluang yang dapat kami ambil untuk membuka sebuah usaha di pasar tersebut merupakan tinjauan kami dari berbagai aspek.
Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa penjual di Pasar Terminal- Stasiun Depok adalah seimbang antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan tingkat jiwa wirausaha muda di pasar Terminal- Stasiun Depok masih sangat rendah karena kebanyakan didominasi oleh wirausaha yang berumur lebih dari 31 tahun.
 Selain itu, dari hasil survey kami juga dapat disimpulkan bahwa pelaku usaha yang mengisi kios-kios di Pasar Terminal-Stasiun Depok sebagian besar berasal dari luar Depok. Hal ini berarti bahwa masyarakat asli Depok kurang mempunyai minat untuk berwirausaha atau kalah bersaing dari segi modal dan strategi dibandingkan dengan orang dari luar Depok. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih sangat berpeluang bagi penduduk dari luar Depok untuk membuka usaha di sana.
Produk yang diperjualkan oleh penjual di pasar Terminal- Stasiun Depok adalah produk jadi, karena produk tersebut mudah untuk dijual kembali ke konsumen akhir. Sebagian besar penjual di pasar Terminal- Stasiun Depok adalah menjual produk jadi dalam bentuk kebutuhan sandang seperti pakaian, sepatu, sandal, tas dan aksesoris. Hal ini dikarenakan pembeli terbesar adalah yang berkonsentrasi pada fashion. Sehingga mendorong penjual untuk menggeluti sector tersebut. Walau didominasi oleh barang-barang kebutuhan sandang, produk kebutuhan lain juga tidak ketinggalan. Di sana terdapat para penjual yang menjual sayur mayur, buah-buahan, aneka snack dan peralatan rumah tangga lainnya.
Jika dilihat pada lamanya penjual menggeluti usahanya, terlihat bahwa sebagian besar penjual merupakan pengusaha yang telah lama menggeluti usahanya, mayoritas penjual adalah pengusaha yang telah menggeluti usahanya selama lebih dari 5 tahun.
Produk yang diperjuabelikan di pasar Terminal-Stasiun Depok merupakan produk lokal. Hal ini menunjukkan para penjual sangat mendukung perkembangan IKM di Indonesia, walaupun ada beberapa produk yang merupakan barang impor.

Keuntungan yang diambil penjual kebanyakan berkisar antara 5%-10%, mereka kebanyakan menggunakan sistem mengambil keuntungan sedikit tetapi pembeli membeli produk tersebut secara continue. Menurut hasil wawancara kami dengan beberapa penjual di pasar Terminal-Stasiun Depok, mereka mengaku penjualan produknya lumayan bagus. Keuntungan yang diperoleh, sudah dapat mengembalikan modal awal usaha mereka.
Kios yang dipakai oleh penjual kebanyakan adalah milik sendiri dan system kontrak, karena tempat dimana kios-kios berdiri merupakan lahan milik PJKA dan Dinas Perhubungan Kota Depok. Strategi menaggapi persaingan yang dilakukan oleh penjual antara lain dengan permainan harga dan peningkatan pelayanan. Hal ini dikarenakan adanya pesaing produk sejenis dan saling menjatuhkan harga.
Dalam mempromosikan produknya penjual tidak mengalami kesulitan karena letak pasar yang strategis, berada di akses antara Terminal dan Stasiun Depok, sehingga banyak masyarakat yang berlalu-lalang di sekitar pasar tersebut. Akan tetapi kendala yang kini dihadapi oleh para pedagang adalah harus bersaing dengan Pusat Perbelanjaan Modern ITC Depok, yang jelas-jelas lebih unggul di bidang fasilitas.

I.              FAKTOR  YANG MEMENGARUHI  PELUANG PASAR
a.    Dari Segi Produk
Dilihat dari sisi produk, para pedagang / penjual yang ada di pasar Terminal-Stasiun Depok menjual barang-barang berbagai jenis (heterogen), meliputi kebutuhan pangan, sandang, dan beberapa kebutuhan tersier.
b.      Dari Segi Letak
Letak pasar yang berada diantara Terminal dan Stasiun Depok menjadikan peluang dagang yang sangat menguntungkan, dimana area sepanjang pasar merupakan akses penting bagi masyarakat yang hendak menggunakan jasa transportasi darat. Sehingga memungkinkan mereka untuk singgah walaupun hanya sekedar melihat-lihat.
c.       Dari segi bidang usaha
Bidang usaha yang paling dominan di Pasar Terminal-Stasiun Depok ini adalah produk kebutuhan sandang dan pangan. Dimana ini merupakan salah satu daya tarik para pedagang untuk berjualan di pasar Terminal-Stasiun Depok, karena mereka tidak akan takut jika produknya tidak laku terjual, hal ini dikarenakan kebutuhan pangan dan sandang merupakan kebutuhan pokok masyarakat.
d.      Dari segi Asal produk
Jika dilihat dari asal produk yang dijual, kebanyakan merupakan produk buatan lokal. Kalaupun ada barang impor itupun hanya beberapa saja. Karena penjual dimudahkan dalam pendistribusian barang yang berasal dari daerah di luar Depok.
e.       Dari Segi Keuntungan
Dilihat dari perspektif pendapatan dalam hal ini adalah keuntungan dapat disimpulkan bahwa para penjual mengambil keuntungan dari prosentase modal yang digunakan. Tetapi sebagian penjual menjual barang dan mendapat keuntungan dengan patokan harga yang telah ditambahkan dengan modal.

  1. KENDALA YANG DIHADAPI
1.      Lokasi yang berdekatan dengan Pusat Perbelanjaan Modern ITC Depok
2.      Adanya isu bahwa lahan yang digunakan para pedagang akan alihgunakan, menjadi Pusat Perbelanjaan Modern setara dengan ITC Depok.
3.      Fasilitas yang kurang memadai, dan keadaan yang kurang bersih.
 III.            UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN PENGELOLA
1.      Meningkatkan kebersihan dan pelayanan
Menjadi tugas yang tidak mudah bagi pengelola untuk meningkatkan kualitas kebersihan. Apalagi dengan kondisi pasar Terminal Stasiun Depok yang cukup luas. Namun ini menjadi PR yang mau tidak mau harus ditingkatkan, baik dari segi tempat ,lingkungan sekitar, ataupun pelayanan.

2.    Meningkatkan ketersediaan fasilitas
Kaitannya dengan upaya yang harus dilakukan oleh pengelola adalah dengan meningkatkan ketersediaan fasilitas seperti fasilitas rumah ibadah, dan toilet ataupun kemudahan – kemudahan lain dalam mengakses ke pasar yang dituju. Sehingga pembeli akan lebih nyaman dan tidak kesulitan ketika membutuhkan fasilitas tersebut karena sudah tersedianya fasilitas yang memadai.











BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Pasar Terminal-Stasiun Depok yang terletak di sepanjang jalan yang menghubungkan stasiun dan terminal Depok memiliki berbagai keuntungan yang dapat dijadikan peluang untuk membuka usaha di sana. Produk yang diperjualkan oleh penjual di pasar Terminal- Stasiun Depok adalah berbagai kebutuhan sandang dan pangan.
Faktor yang memengaruhi peluang di Pasar Depok dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain, aspek produk, letak, bidang usaha, asal produk, dan keuntungan. Jadi, jika kita ingin membuka usaha di Pasar Terminal Stasiun Depok, peluangnya cukup besar. Namun, ada beberapa kendala dari segi lokasi dan fasilitas yang kurang memadai.

Saran
Untuk memperbesar peluang, maka diharapkan berbagai pihak yang terkait bisa memperbaiki fasilitas yang ada di Pasar Terminal Stasiun Depok. Dengan kondisi Pasar yang cukup memadai, maka target yang diinginkan dapat tercapai. Semoga saran ini bisa dipertimbangkan untuk kebaikan pasar Terminal-Stasiun Depok kedepannya.

3 komentar:

FASILITAS BAGI INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KAB. PACITAN

APA ITU INDUSTRI..??????

Kegiatan ekonomi yang mengolah behan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/ atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. (Permenperin Nomor 41 tahun 2008)

Fasilitas yang dapat diberikan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Pacitan Kepada IKM:

  1. Fasilitas Pelatihan
  2. Fasilitas Sarana Produksi
  3. Fasilitas Promosi
  4. Fasilitas HAKI
Fasilitas Sarana Produksi
  • Bantuan sarana Produksi
  1. Diberikan kepada Industri Kecil Menengah dalam bentuk peralatan produksi
  2. Merupakan pendukung dari fasilitas pelatihan (bimtek, pelatihan manajemen)
  3. Diutamakan kepada KUB

Proses untuk mendapatkan fasilitas
  • Pengajuan Proposal
  • Data dari Dinas
  • Data dan informasi dari pihak lain
Proposal
A. Pendahuluan
  • Latar Belakang
  • Potensi
  • Pasar
B. Permasalahan
C. Pemecahan Masalah
  • Fasilitas dari pemerintah
  • Usaha lain yang dapat dilakukan
D. Pemanfaatan fasilitas
E. Penutup
F. Lampiran

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan proposal:
  • Proposal harus diketahui oleh kepala desa/ lurah/ camat
  • Diusahakan identitas penanggung jawab jelas ada no tlp
  • Ada stempel
  • Lebih diutamakan dalam bentuk kelompok

Hal yang lebih utama dalam keberhasilan suatu usaha adalah:
  • Berdoa
  • Berusaha
  • Berusaha lebih giat
  • Berusaha lebih giat lagi
  • Ikhlas menerima hasil


Sumber: Dinas Koperindag Kab. Pacitan

0 komentar:

USAHA YANG WAJIB PUNYA TDI DAN IUI


A. Kekuatan Sektor Perindustrian Kab. Pacitan

     Salah satu kabupaten yang memiliki potensi sumber daya Industri yang cukup besar, khususnya sektor Industri Kecil dan Menengah (UMKM) (Data Dinas Koperindag Th. 2012); UMKMB sebanyak 10.433 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 24.148)

B. Kelemahan Sektor Perindustrian Kab. Pacitan

  1. Kesadaran Pelaku Industri Kecil tentang pentingnya Legalitas Usaha Kurang (perizinan, HAKI)
  2. Database pemerintah tentang UMKM belum akurat sehingga sulit melaksanakan pemantauan,                  bimbingan dan evaluasi
  3. Perizinan industri masih dirasa lama dan berbelit-belit
C. Kelemahan IKM di Kab. Pacitan
  1. Kelemahan dalam mengakses pasar. Hal ini karena mereka rata-rata kurang memiliki informasi yang lengkap dan rinci, terkait pasar mana saja yang bisa ditembus oleh produk yang dihasilkan
  2. Kelemahan dalam akses teknologi
  3. Kelemahan dalam akses modal. Banyak bank berhamburan dana namun kurang melirik UKM
  4. Kelemahan dalam manajemen keuangan. Kalangan UKM rata-rata tidak memiliki pola manajemen keuangan yang rapi. sehingga kadang sulit membedakan antara keuangan perusahaan dan keuangan rumah tangga.
  5. Kelemahan SDM. Peran pemerintah, perguruan tinggi atau lembaga sosial yang lain hendaknya bisa ikut berperan meningkatkan SDM yang mendukung UKM.
D. Manfaat Memiliki Izin:
     Bagi Pengusaha
  1. Menjamin kepastian hukum bagi perajin/ pengusaha Industri
  2. Melindungi hak cipta pengusaha
  3. Lebih tenang dan nyaman dalam menjalankan usaha
     Bagi Pemerintah
  1. Sarana monitoring dan evaluasi
  2. Untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi
  3. Pedoman dalam menyusun program pemerintah dalam rangka menumbuhkan iklim investasi yang kondusif
  4. pedoman dalam mengembangkan sektor industri secara luas

PERIZINAN Usaha Industri Kecil dan Menengah telah diatur melalui Peraturan Menteri Perindustrian R.I Nomor 41/M-IND/PER/6/2008 tanggal 25 Juni Tahun 2008 tentang Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan Dan Tanda Daftar Industri

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian R.I Nomor 41/M-IND/PER/6/2008 yang dimaksud:
  • Industri Kecil ialah usaha dengan investasi sampai dengan Rp200 juta tidka termasuk nilai tanah dan bangunannya.
  • Industri Menengah ialah usaha industri dengan investasi antara Rp200 juta sampai Rp10 milyar tidak termasuk nilai tanah dan bangunan

JENIS-JENIS IZIN INDUSTRI
  1. Tanda Daftar Industri (Investasi <_ 200 juta)
  2. Izin Usaha Industri (Investasi > 200 juta)
  3. Izin Perluasan Industri
  4. Sertifikat PIRT

PERSYARATAN TDI/IUI
  • Mengisi formulir permohonan dan surat pernyataan
  • Fc. KTP/ identitas yang berlaku
  • Fc. NPWP (jika tidak ada mengisi surat pernyataan kesanggupan)
  • Fc. Akta Pendirian dan Pengesahannya (bagi yang ber Badan Hukum)
  • Fc. Izin Gangguan
  • Dokumen lain yang dipersyaratkan berdasarkan peraturan perundang-undangan bagi industri tertentu

Sertifikat PIRT (Produsen Industri Rumah Tangga Laik Sehat)
  • Mengisi formulir permohonan
  • Fc. KTP / Identitas lain yang masih berlaku (penanggung jawab)
  • Fc. SIUP, TDP, TDI
  • Data Sarana Perusahaan
  • Data Produk Pangan
  • Contoh Hasil Produk
  • Contoh Label dan Kemasan
  • Denah Ruang Produksi

Kewenangan pemberian izin dilimpahkan kepada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Pacitan Nomor 7 Tahun 2007

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
Kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non Perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat.


KEWAJIBAN PEMEGANG TDI DAN IUI
Wajib menyampaikan INFORMASI INDUSTRI kepada Bupati setiap tahun selambat-lambatnya tanggal 31 Januari pada tahun berikutnya dengan menggunakan Formulir Model Pdf. III-IK


Sumber: Dinas Koperindag Kab. Pacitan

0 komentar:

Makalah Survei Pasar (Modern & Tradisional)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Salah satu di antara tujuan nasional sebagaimana tercantum di dalam pembukaan undang-undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum. Dalam mewujudkan tujuan nasional tersebut bangsa Indonesia melakukan serangkaian program pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu, yang berlangsung secara terus menerus dan diwujudkan dalam dalam bentuk pola umum pembangunan nasional jangka panjang, dengan menitik beratkan kepada pembangunan dibidang ekonomi, yang pelaksanaannya telah dimulai sejak tahun 1969 melalui tahapan PELITA.
Pembangunan nampaknya telah menjadi jargon yang tidak asing kita dengar. Ia anggap oleh para politisi, teknokrat, dan penguasa di banyak Negara sebagai sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Suatu keniscayaan. Ini sering terungkap dari ungkapan-ungkapan retoris semacam ini: “Apa pun yang terjadi kita harus tetap melanjutkan komitmen pembangunan”. Atau: “Seburuk-buruknya pembangunan masih jauh lebih baik daripada tidak melaksanakannya sama sekali.
Maka dari itu, pembangunan di bidang ekonomi, contoh yang sudah tidak asing lagi adalah pembangunan pasar-pasar modern sangat jelas terlihat di sana sini. Di kota-kota besar di Indonesia sudah menjamur dengan apa yang dinamakan Mall, contohnya saja di Kota Bekasi. Tetapi pembangunan belum begitu merata, karena di kota-kota atau kabupaten kecil yang berada di Indonesia masih ada yang belum tersentuh pembangunan Mall. Mungkin bukan karena terisolasi, dan tidak diperhatikan, tetapi lebih cocok dibangun pasar-pasar tradisional, untuk mewadahi industri-industri kecil dan menengah, dan juga para petani. Kondisinya pun juga sangat kontras, megahnya Mall (Pasar Modern) sangat terlihat jelas, sedangkan Pasar tradisional masih jauh dari layak, keamanan, kenyamanan, kebersihan, dan fasilitas yang ditawarkan.
Kita mungkin belum sepenuhnya tahu mengenai pasar tradisional dan pasar modern. Tentang bagaimana pasar tradisional dan pasar modern itu sendiri, peluang apa saja yang ada didalamnya, bagaimana pasar dikelola, siapa saja yang terlibat di dalamnya, dan perbedaan pasar modern dengan pasar tradisional.
Atas dasar itu, dan melalui tugas Akademik (Akademi Pimpinan Perusahaan) tentang Survei Pasar, kami penulis sepakat memilih lokasi survei di Kota Bekasi, dengan Pasar Bantar Gebang sebagai obyek Pasar Tradisional dan Bekasi Square sebagai obyek Pasar Modern.

1.2    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami susun dalam laporan ini, sebagai berikut:
1.      Bagaimana kondisi umum Pasar Modern Bekasi Square dan Pasar Tradisional Bantar Gebang ?
2.      Bagaimana pengelolaan Pasar Modern Bekasi Square dan Pasar Tradisional Bantar Gebang ?
3.      Bagaimana perkembangan Pasar Modern Bekasi Square dan Pasar Tradisional Bantar Gebang ?
4.      Siapa saja pihak yang terlibat dalam pengelolaan Pasar Modern Bekasi Square dan Pasar Tradisional Bantar Gebang ?
5.      Produk apa saja yang ditawarkan di Pasar Modern Bekasi Square dan Pasar Tradisional Bantar Gebang ?
6.      Apa saja peluang usaha yang bisa dikembangkan di Pasar Modern Bekasi Square dan Pasar Tradisional Bantar Gebang ?
7.      Bagaimana analisis SWOT Pasar Modern Bekasi Square dan Pasar Tardisional Bantar Gebang ?

1.3    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan khusus dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang di berikan oleh pihak akademik (Akademi Pimpinan Perusahaan) selama libur semester 3. Sedangkan tujuan umum dari penulisan laporan ini, antara lain :
1.      Mengetahui kondisi umum Pasar Modern Bekasi Square dan Pasar Tradisional Bantar Gebang
2.      Mengetahui pengelolaan Pasar Modern Bekasi Square dan Pasar Tradisional Bantar Gebang
3.      Mengetahui perkembangan Pasar Modern Bekasi Square dan Pasar Tradisional Bantar Gebang
4.      Mengetahui pihak yang terlibat dalam pengelolaan Pasar Modern Bekasi Square dan Pasar Tradisional Bantar Gebang
5.      Mengetahui produk apa saja yang ditawarkan di Pasar Modern Bekasi Square dan Pasar Tradisional Bantar Gebang
6.      Mengetahui peluang usaha yang bisa dikembangkan di Pasar Modern Bekasi Square dan Pasar Tradisional Bantar Gebang.
7.      Menentukan analisis SWOT Pasar Modern Bekasi Square dan Pasar Tradisional Bantar Gebang.

1.4  Manfaat
1.    Sebagai wacana dan bahan belajar bagi mahasiswa
2.    Sebagai literature untuk lebih memahami perbedaan pasar modern dan pasar tardisional.

1.5  Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara keseluruhan tentang makalah ini, berikut disajikan sistematika penulisan makalah sederhana yang terdiri dari 5 bab, dengan susunan sebagai berikut:
BAB I      PENDAHULUAN
                 Berisi tentang pembahasan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan
BAB II    TINJAUAN TEORI
                 Berisi tentang Pengertian dan karakteristik pasar modern dan pasar tradisional.
BAB III   METODOLOGI PENELITIAN
                 Berisi tentang tempat dan waktu penelitian, metode penelitian dan teknik pengumpulan data yang digunakan.
BAB IV   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
                 Berisi tentang kondisi umum, pengelolaan, perkembangan, pihak yang terlibat dalam pengelolaan, produk yang ditawarkan dan peluang usaha yang ada di Bekasi Square dan Pasar Bantar Gebang.
BAB V    PENUTUP
                 Bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan makalah. Isi bab ini adalah kesimpulan atas pembahasan analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya, yang dirangkum dalam bentuk kesimpulan. Selain kesimpulan juga ada beberapa saran yang disampaikan penulis.

0 komentar: